Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalapas Nunukan Ungkap Napi Narkoba yang Meninggal dalam Perawatan Punya Penyakit Gagal Ginjal

Kompas.com - 26/06/2023, 16:26 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nunukan, Kalimantan Utara, I Wayan Nurasta Wibawa mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan polisi perihal tewasnya Syamsuddin (40), seorang narapidana kasus narkotika yang diduga dianiaya oknum sipir.

"Kita serahkan proses penyelidikan ke polisi. Kita tidak akan menutupi apapun, dan jika memang ada bukti tindakan pegawai kami, aturan akan kami tegakkan,’’ katanya saat ditemui di Lapas Nunukan, Senin (26/6/2023).

Baca juga: Napi Narkoba Lapas Nunukan Meninggal dalam Perawatan, Ada Isu Dianiaya Sipir, Ini Penjelasan Kalapas

Wayan menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Syamsuddin tersebut. Ia mewakili Lapas, memohon maaf kepada keluarga almarhum atas musibah tersebut.

Sebagaimana dituturkan Wayan, Syamsuddin, merupakan pribadi yang cukup tertutup. Meski memiliki riwayat penyakit dalam, Syamsuddin tidak pernah tercatat memeriksakan diri ke petugas kesehatan Lapas Nunukan. Padahal, Lapas Nunukan, memiliki program pengecekan kesehatan WBP setiap pekannya.

Penyakit Syamsuddin, baru diketahui pada Rabu (21/6/2023). Saat itu, kondisinya memburuk dan dilakukan penanganan awal oleh petugas klinik Lapas.

Namun kondisinya sudah terbilang parah, dan tidak bisa ditangani petugas kesehatan Lapas. Syamsuddin pun dirujuk ke RSUD Nunukan.

‘’Diagnosa dokter menyatakan, WBP kami memiliki penyakit gagal ginjal yang seharusnya rutin menjalani cuci darah. Setelah dirawat sekitar empat hari, yang bersangkutan meninggal dunia,’’ kata Wayan.

Wayan juga mengakui, kasus ini sedang menjadi sorotan masyarakat, dan berpotensi pidana. Pasalnya, keluarga korban telah melaporkan dugaan penganiayaan oleh oknum sipir.

Merespons laporan tersebut, Wayan kembali menegaskan, kinerja petugas Lapas Nunukan, dilandasi aturan dengan payung hukum. Dia mengatakan terdapat sanksi tegas yang pasti akan diterapkan.

"Apakah kesalahan itu dilakukan WBP atau pegawai kami, ada aturan yang mengatur. Kami tidak akan pernah mau mentoleransi dan sebagainya. Ketika itu dinyatakan bersalah oleh pihak berwajib, kita serahkan itu ke pihak berwajib untuk diberikan sanksi. Baik itu sanksi internal, sanksi pidana juga sanksi organisasi kami dari Kemenkumham,’’tegas Wayan.

Terpisah, Kapolres Nunukan, AKBP Taufik Nurmandya, mengatakan, polisi tengah menyelidiki kasus ini.

"Ada laporan dari pihak keluarga napi yang meninggal, kita respons dengan penyelidikan ke Lapas,’’ujarnya.

Baca juga: Ada Luka Lebam di Jenazah Napi Lapas Nunukan, Pengacara: Diduga Bekas Sepatu

Polisi, telah memeriksa sejumlah sipir, serta mengambil salinan CCTV di Lapas untuk melakukan penyelidikan kasus secara komprehensif.

‘’Kita pelajari dulu, hasilnya tentu tidak secepat itu. Kita juga sementara masih menunggu hasil visum maupun otopsi dari dokter RSUD,’’kata Taufik.

Sebelumnya diberitakan, seorang narapidana, di Lapas Nunukan, Syamsuddin (40), meninggal dalam perawatan RSUD Nunukan, Sabtu (24/6/2023) siang. Beredar kabar bahwa meninggalnya napi tersebut akibat dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum sipir Lapas Nunukan.

Pihak keluarga mengklaim menemukan sejumlah luka lebam di tubuh Syamsuddin, dan melaporkan kasus ini ke Polisi. Laporan, tercatat dalam LP/B/40/VI/2023/SPKT/POLRES NUNUKAN/POLDA KALIMANTAN UTARA dengan dugaan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan meninggal dunia.

Untuk diketahui, Syamsuddin merupakan kurir narkoba yang diamankan Tim Second Flat Quick Response (SFQR) Pangkalan TNI AL Nunukan pada Sabtu 19 September 2020. Saat itu, petugas mendapati 1 plastik transparan berisi 50 gram sabu sabu yang dibungkus dalam amplop.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Nunukan, menjatuhkan vonis 6 tahun penjara pada Senin 29 Maret 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com