Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Kasus 4 Remaja di Lebak Bunuh ODGJ: "Sing Waras Ngalah"

Kompas.com - 20/06/2023, 11:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com pada Jumat 16 Juni 2023, memberitakan tentang seseorang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tewas dibakar oleh empat bocah asal Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak.

Dua pelaku baru berusia 13 tahun, sedangkan dua lainnya berusia 14 dan 15 tahun.

Sesuatu yang miris, karena dua orang dari mereka ini baru kelas 6 SD dan satu lagi siswa kelas 3 SMP.

Berdasarkan pemberitaan, peristiwa ini dipicu karena salah satu pelaku kesal setelah dilempar batu oleh ODGJ tersebut.

Korban diikat dan dianiaya selama tiga hari, sebelum kemudian mereka membakarnya dengan besin.

Saat korban ditemukan, diperkirakan telah meninggal lima hari sebelumnya. Korban terlentang dengan kedua tangan terikat tali tambang plastik, begitu pula pada kaki kanan korban.

Saat ini keempat bocah tersebut telah ditahan oleh Polisi dan akan menjalani pemeriksaan kejiwaan.

Idiom sing waras ngalah

Karena dilempar batu oleh ODGJ, pelaku menangkap, menyiksa, lalu membakarnya. Ada idiom Jawa yang tepat untuk dikatakan kepada para pelaku, yaitu sebaiknya sing waras ngalah.

Idiom ini mengandung arti bahwa orang yang lebih “sadar” sebaiknya mengalah. Idiom ini sering muncul saat ada konflik, perselisihan, atau pertengkaran.

Sebenarnya idiom ini akan dimunculkan oleh salah satu pihak, agar konflik atau pertengkaran yang terjadi tidak semakin buruk.

Jika sedang terjadi perselisihan secara verbal, idiom ini juga bisa mencegah terjadinya ujung yang berubah menjadi keributan secara fisik.

Sikap sing waras ngalah membutuhkan kesadaran yang penuh. Sadar penuh bahwa perselisihan, konflik, atau pertengkaran yang terjadi hanyalah sia-sia belaka.

Sadar bahwa konflik, pertengkaran, dan perselisihan yang terjadi hanya akan membawa kerugian; atau paling tidak sadar bahwa “lawan” kita tidak akan paham dan mengerti dengan maksud kita.

Apabila keempat bocah itu tidak meng-“gila” dan mengambil sikap sing waras ngalah, pastinya tidak akan terjadi peristiwa mengenaskan ini.

Jika saja mereka “mengalah”, setelah dilempari baru oleh ODGJ, mereka tidak akan dianggap juga mengalami gangguan jiwa. Idiom ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengalah adalah salah satu indikator jiwa yang sehat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com