Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Kasus 4 Remaja di Lebak Bunuh ODGJ: "Sing Waras Ngalah"

Kompas.com - 20/06/2023, 11:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mindfulness

Ada konsep psikologi yang relevan dengan sikap sing waras ngalah, yaitu mindfulness.

Mindfullness jika dialih bahasakan ke bahasa Indonesia menjadi penuh perhatian. Mindfullness berarti menggunakan pikiran secara penuh, sehingga tidak membiarkan emosi mengambil alih kendali diri.

Jika merujuk pada penelitian Baer, Smith, Hopkins, Krietemeyer, dan Toney (2006) mindfulness terdiri dari lima aspek.

Lima aspek tersebut adalah describing (memaknai peristiwa yang terjadi), observing (memperhatikan dengan seksama rangsangan dari dalam ataupun luar diri), nonjudgmental (tidak “menghakimi” perasaan atau pikiran diri sendiri), non-reactive (tidak gegabah mengambil tindakan atas pikiran dan perasaan yang datang dan pergi), dan acting with awareness (memberi perhatian dan fokus akan sesuatu yang sedang terjadi saat ini).

Mindfullness melahirkan kemampuan untuk bersikap sing waras ngalah. Seseorang yang terus melawan dan mengungkit, membiarkan dirinya dikendalikan oleh emosi.

Hal ini membuat mereka tidak mampu memaknai peristiwa dengan tepat, tidak mampu memperhatikan kejadian pemicu dengan seksama, terlalu cepat dalam menilai pikiran dan perasaannya, gegabah dalam bertindak, serta tidak fokus akan apa yang sedang dihadapi.

Hal ini yang mungkin terjadi secara psikologis pada para pelaku.

Pendidikan perlu mendewasakan

Mungkin akan ada yang berkata bahwa, para pelaku tidak tahu dengan apa yang sebenarnya mereka lakukan. Mereka masih anak-anak, siswa SD dan SMP.

Akan tetapi, bukankah hal ini menunjukkan ada sesuatu yang salah? Apa yang mereka pelajari hingga mampu melakukan kekejian?

Para pelaku mungkin belum tahu tentang pilihan sikap sing waras ngalah, tetapi sikap ini sebenarnya dapat diajarkan.

Anak perlu belajar mengalah; perlu belajar bahwa kalah itu tidak apa-apa; perlu belajar kapan harus mengalah dan kapan harus berjuang sampai akhir; serta perlu belajar bahwa mengalah adalah juga sebuah hal yang hebat.

Para pendidik perlu juga menunjukkan bahwa mengalah tidak sama dengan kalah. Pun perlu diajarkan bahwa orang yang mampu berbesar hati untuk mengalah, saat ada peluang untuk “menang”, sebenarnya adalah orang yang berjiwa sehat.

Pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat hendaknya mendewasakan. Mengajarkan berbagai hal tersebut adalah satu cara mendewasakan anak didik.

Pikiran tidak hanya untuk mengingat, tetapi juga untuk menyadari. Semoga melalui Pendidikan yang mendewasakan, kasus-kasus seperti ini tidak terulang kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com