SEMARANG, KOMPAS.com - Alunan musik dangdut koplo mengiringi kedatangan pengunjung Pasar Tambak Lorok, Kota Semarang, Jawa Tengah. Hal itu membuat suasana pasar menjadi riang.
Satu persatu penjual ikan di pasar tersebut berunjuk suara menyanyikan lagu kesukaannya. Sementara, penjual yang lain ikut meramaikan dengan cara bergoyang-goyang.
Sekumpulan penjual ikan yang didominasi oleh pedagang perempuan itu terlihat membawa kotak kardus bertuliskan Komunitas Yatiman Pasar Tambaklorok.
Terlihat beberapa penjual dan pengunjung kompak memasukan uang ke dalam kotak tersebut. Uang yang terkumpul itu akan disumbangkan kepada anak yatim-piatu yang ada di Tambak Lorok.
Kepala Pasar Tambak Lorok, M Amron mengatakan, kegiatan itu diinisiasi oleh pedagang ikan Pasar Tambak Lorok. Awalnya, para pedagang hanya minta dibelikan sound sistem untuk bernyanyi di lapak.
"Jadi sistemnya siapa yang mau nyanyi bayar Rp 5.000 awalnya," jelas Amron saat ditemui di pasar, Selasa (13/6/2023).
Semula, banyak orang yang meremehkan kegiatan tersebut. Namun, sejumlah pedagang yang bersemangat tak menghiraukan suara sumbang itu. Mereka tetap meneruskan.
"Banyak yang meremehkan, apakah bisa? Setelah hasilnya banyak akhirnya banyak pedagang yang mulai ikut," ujarnya.
Hingga saat ini, pedagang Pasar Tambak Lorok sudah melakukan santunan kepada anak yatim-piatu sebanyak tiga kali yang dihasilkan dari pedagang yang ngamen setiap Sabtu dan Minggu.
Baca juga: Nelayan Tambak Lorok Sulit dapat Solar, Erick Thohir Minta Pertamina Bangun Pertashop
Pada 2022 lalu, sebanyak 197 anak yatim-piatu, 49 kaum dhuafa dan 37 difabel turut mendapatkan manfaat dari kegiatan ngamen yang dilakukan pedagang Pasar Tambak Lorok.
"Kita sudah melakukan sejak 2021, 2022 ,dan 2023. Untuk 2023 akan dilakukan Agustus nanti," paparnya.
Alasan para pedagang mengumpulkan uang donasi dengan cara ngamen bukan datang secara tiba-tiba. Cara tersebut disesuaikan dengan apa yang disukai oleh warga pesisir.
Ketua Komunitas Yatiman Pasar Tambaklorok, Arivah Prihatin menjelaskan, kebanyakan masyarakat pesisir menyukai hiburan seperti musik. Hal itu dimanfaatkan oleh pedagang Pasar Tambak Lorok.
Baca juga: Rumah Baca Apung Tambak Lorok Semarang Riwayatmu Kini
"Daripada nyawer di organ tunggal tidak ada manfaatnya. Mending nyawer disini malah jadi tabungan akhirat," ujar dia.
Dalam mengumpulkan uang donasi itu, para pedagang juga melibatkan pengurus RT dan RW setempat. Data-data anak yatim-piatu, kaum dhuafa dan difabel juga berasal dari pengurus RT dan RW. "Jadi kita semua transparan," paparnya.
Dia menegaskan, uang yang sudah terkumpul itu 100 persen diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Untuk kebutuhan mobilitas pengurus berada dari uang pribadi.
"Iseng-iseng kita hiburan juga," kata Arivah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.