Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Haru Pedagang Ikan Pasar Tambak Lorok Semarang, Hidupi Anak Yatim dari Hasil Ngamen

Kompas.com - 14/06/2023, 09:27 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Alunan musik dangdut koplo mengiringi kedatangan pengunjung Pasar Tambak Lorok, Kota Semarang, Jawa Tengah. Hal itu membuat suasana pasar menjadi riang.

Satu persatu penjual ikan di pasar tersebut berunjuk suara menyanyikan lagu kesukaannya. Sementara, penjual yang lain ikut meramaikan dengan cara bergoyang-goyang.

Sekumpulan penjual ikan yang didominasi oleh pedagang perempuan itu terlihat membawa kotak kardus bertuliskan Komunitas Yatiman Pasar Tambaklorok.

Baca juga: Warga Tambak Lorok Semarang Kembali Diterjang Banjir Rob, Anak Sekolah Harus Diantar dengan Perahu Darurat

Terlihat beberapa penjual dan pengunjung kompak memasukan uang ke dalam kotak tersebut. Uang yang terkumpul itu akan disumbangkan kepada anak yatim-piatu yang ada di Tambak Lorok.

Kepala Pasar Tambak Lorok, M Amron mengatakan, kegiatan itu diinisiasi oleh pedagang ikan Pasar Tambak Lorok. Awalnya, para pedagang hanya minta dibelikan sound sistem untuk bernyanyi di lapak.

"Jadi sistemnya siapa yang mau nyanyi bayar Rp 5.000 awalnya," jelas Amron saat ditemui di pasar, Selasa (13/6/2023).

Semula, banyak orang yang meremehkan kegiatan tersebut. Namun, sejumlah pedagang yang bersemangat tak menghiraukan suara sumbang itu. Mereka tetap meneruskan.

"Banyak yang meremehkan, apakah bisa? Setelah hasilnya banyak akhirnya banyak pedagang yang mulai ikut," ujarnya.

Hingga saat ini, pedagang Pasar Tambak Lorok sudah melakukan santunan kepada anak yatim-piatu sebanyak tiga kali yang dihasilkan dari pedagang yang ngamen setiap Sabtu dan Minggu.

Baca juga: Nelayan Tambak Lorok Sulit dapat Solar, Erick Thohir Minta Pertamina Bangun Pertashop

Pada 2022 lalu, sebanyak 197 anak yatim-piatu, 49 kaum dhuafa dan 37 difabel turut mendapatkan manfaat dari kegiatan ngamen yang dilakukan pedagang Pasar Tambak Lorok.

"Kita sudah melakukan sejak 2021, 2022 ,dan 2023. Untuk 2023 akan dilakukan Agustus nanti," paparnya.

Suka hiburan

Alasan para pedagang mengumpulkan uang donasi dengan cara ngamen bukan datang secara tiba-tiba. Cara tersebut disesuaikan dengan apa yang disukai oleh warga pesisir.

Ketua Komunitas Yatiman Pasar Tambaklorok, Arivah Prihatin menjelaskan, kebanyakan masyarakat pesisir menyukai hiburan seperti musik. Hal itu dimanfaatkan oleh pedagang Pasar Tambak Lorok.

Baca juga: Rumah Baca Apung Tambak Lorok Semarang Riwayatmu Kini

"Daripada nyawer di organ tunggal tidak ada manfaatnya. Mending nyawer disini malah jadi tabungan akhirat," ujar dia.

Dalam mengumpulkan uang donasi itu, para pedagang juga melibatkan pengurus RT dan RW setempat. Data-data anak yatim-piatu, kaum dhuafa dan difabel juga berasal dari pengurus RT dan RW. "Jadi kita semua transparan," paparnya.

Dia menegaskan, uang yang sudah terkumpul itu 100 persen diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Untuk kebutuhan mobilitas pengurus berada dari uang pribadi.

"Iseng-iseng kita hiburan juga," kata Arivah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Insentif Pajak, 235 Dokumen BPKD Aceh Barat Disita

Dugaan Korupsi Insentif Pajak, 235 Dokumen BPKD Aceh Barat Disita

Regional
Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Regional
Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com