Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulami, "Manusia Kayu" Asal Sragen yang Meninggal Dunia, Berhenti Berobat sejak Tahun 2018

Kompas.com - 13/06/2023, 09:44 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sulami (42), perempuan yang dijuluki manusia kayu asal Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, meninggal dunia, Senin (12/6/2023).

Sulami dijuluki manusia kayu karena badannya kaku dan tak bisa digerakkan.

"Iya benar, (kabar Sulami meninggal dunia)," kata adik Sulami, Susilowati, kepada TribunSolo.com.

Susilowati mengatakan, Sulami meninggal dunia pukul 10.30 WIB di rumahnya.

"Jenazah almarhumah sudah dimakamkan sebelum pukul 15.00 WIB. Pemakaman almarhumah tak jauh dari rumahnya," kata Susilowati.

Baca juga: Sulami, Manusia Kayu Asal Sragen Meninggal Dunia

Semasa hidupnya Sulami ternyata memiiki permintaan terkait lokasi pemakamannya. Dia ingin dimakamkan dekat dengan neneknya tercinta.

Permintaan itu diungkapkan Sulami kepada pihak keluarganya beberapa tahun lalu.

"(Makamnya) tidak jauh dari rumah, dimakamkan di tempat yang sudah diminta mbak Sulami dari beberapa tahun lalu," terang Susilowati.

"(Sulami dimakamkan) di sebelah makam nenek juga kembarannya," tambahnya.

Berhenti berobat sejak tahun 2018

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com tahun 2019, Sulami menderita penyakit aneh sejak usia 12 tahun.

Ternyata ia menderia penyakit ankylosing spondylitis systemic sclerosis. Penyakit ini terjadi karena faktor genetik dan kekurangan nutrisi.

Semasa hidupnya, Sulami lebih banyak menghabiskaan waktu berdiam di kamar. Dulu ia tinggal bersama sang nenek. Namun setelah sang nenek meninggal, ia tinggal bersama adiknya yakni Susilowati.

Baca juga: Warga Renovasi Rumah Sulami Si Manusia Kayu

Sang adik mengaku kakaknya sudah berhenti pengobatan sejak tahun 2018 karena tidak ada perubahan. Sebelumnya, Sulami rutin melakukan pengoabatan di RSUD dr Moewardi Surakarta.

Susilowati mengatakan, keluarga sudah berusaha maksimal demi kesembuhan Sulami. Berbagai pengobatan pun telah dijalani Sulami.

Sementara untuk menjaga kondisi kesehatan Sulami, keluarga hanya mengandalkan obat herbal yang diberikan para dermawan.

"Mbak Sulami hanya mengkonsumsi obat herbal yang ngasih orang. Tapi tidak setiap hari," jelasnya kala itu.

Semasa hidupnya, untuk menghilangkan rasa bosan, Sulami membuat kerajinan tangan berbahan dasar mote seperti tas, gantungan kunci, bros dan lainnya.

Kerajinan tangan hasil karyanya sebagian dijual. Sebagian di antaranya dikasihkan secara sukarela kepada tamu yang datang ke rumah.

Baca juga: Operasi Sulami yang Bertubuh Kaku Ditunda

Kerajinan tangan buatan Sulami dijual dengan harga bervariasi. Mulai yang paling murah Rp 7.000 untuk jenis gantungan kunci dan paling mahal Rp 125.000 untuk satu buah tas.

Sulami mengatakan membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelesaikan satu buah tas. Semua bahan dasar untuk membuat kerajinan tangan yang membelikan adalah adiknya.

"Saya bikin kerajinan tangan ini setiap pagi, siang sambil tiduran dan malam hari berdiri sambil nonton televisi," ungkap Sulami semasa hidupnya, Rabu (10/7/2019).

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani | Editor : Aprillia Ika), Tribun Solo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com