KOMPAS.com - Sulami (42), perempuan yang dijuluki manusia kayu asal Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, meninggal dunia, Senin (12/6/2023).
Sulami dijuluki manusia kayu karena badannya kaku dan tak bisa digerakkan.
"Iya benar, (kabar Sulami meninggal dunia)," kata adik Sulami, Susilowati, kepada TribunSolo.com.
Susilowati mengatakan, Sulami meninggal dunia pukul 10.30 WIB di rumahnya.
"Jenazah almarhumah sudah dimakamkan sebelum pukul 15.00 WIB. Pemakaman almarhumah tak jauh dari rumahnya," kata Susilowati.
Baca juga: Sulami, Manusia Kayu Asal Sragen Meninggal Dunia
Semasa hidupnya Sulami ternyata memiiki permintaan terkait lokasi pemakamannya. Dia ingin dimakamkan dekat dengan neneknya tercinta.
Permintaan itu diungkapkan Sulami kepada pihak keluarganya beberapa tahun lalu.
"(Makamnya) tidak jauh dari rumah, dimakamkan di tempat yang sudah diminta mbak Sulami dari beberapa tahun lalu," terang Susilowati.
"(Sulami dimakamkan) di sebelah makam nenek juga kembarannya," tambahnya.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com tahun 2019, Sulami menderita penyakit aneh sejak usia 12 tahun.
Ternyata ia menderia penyakit ankylosing spondylitis systemic sclerosis. Penyakit ini terjadi karena faktor genetik dan kekurangan nutrisi.
Semasa hidupnya, Sulami lebih banyak menghabiskaan waktu berdiam di kamar. Dulu ia tinggal bersama sang nenek. Namun setelah sang nenek meninggal, ia tinggal bersama adiknya yakni Susilowati.
Baca juga: Warga Renovasi Rumah Sulami Si Manusia Kayu
Sang adik mengaku kakaknya sudah berhenti pengobatan sejak tahun 2018 karena tidak ada perubahan. Sebelumnya, Sulami rutin melakukan pengoabatan di RSUD dr Moewardi Surakarta.
Susilowati mengatakan, keluarga sudah berusaha maksimal demi kesembuhan Sulami. Berbagai pengobatan pun telah dijalani Sulami.
Sementara untuk menjaga kondisi kesehatan Sulami, keluarga hanya mengandalkan obat herbal yang diberikan para dermawan.
"Mbak Sulami hanya mengkonsumsi obat herbal yang ngasih orang. Tapi tidak setiap hari," jelasnya kala itu.
Semasa hidupnya, untuk menghilangkan rasa bosan, Sulami membuat kerajinan tangan berbahan dasar mote seperti tas, gantungan kunci, bros dan lainnya.
Kerajinan tangan hasil karyanya sebagian dijual. Sebagian di antaranya dikasihkan secara sukarela kepada tamu yang datang ke rumah.
Baca juga: Operasi Sulami yang Bertubuh Kaku Ditunda
Kerajinan tangan buatan Sulami dijual dengan harga bervariasi. Mulai yang paling murah Rp 7.000 untuk jenis gantungan kunci dan paling mahal Rp 125.000 untuk satu buah tas.
Sulami mengatakan membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelesaikan satu buah tas. Semua bahan dasar untuk membuat kerajinan tangan yang membelikan adalah adiknya.
"Saya bikin kerajinan tangan ini setiap pagi, siang sambil tiduran dan malam hari berdiri sambil nonton televisi," ungkap Sulami semasa hidupnya, Rabu (10/7/2019).
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani | Editor : Aprillia Ika), Tribun Solo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.