Efek pemanasan global
Peningkatan emisi gas rumah kaca yang terdiri dari gas CO2, CH4, dan N2O menyebabkan kenaikan suhu bumi di seluruh dunia sebesar 1-2 celcius.
Pemanasan global ini dikhawatirkan memicu terjadinya berbagai bencana, mulai dari kekeringan, banjir hingga kelaparan di berbagai belahan dunia.
“Tidak hanya kekeringan, kondisi ketersediaan sumber daya air makin rendah, baik di negara maju maupun negara berkembang. Lalu, adanya ancaman ketahanan pangan global, krisis pangan semakin menguat dan merata,” kata Dwikorita di UGM.
Baca juga: Anomali Cuaca akibat Awan Kumulonimbus Berpotensi Bahaya, BMKG Nunukan Ingatkan Masyarakat Waspada
Dia mengungkapkan pula, berdasarkan prediksi FAO, sekitar 500 juta petani yang menghasilkan 80 persen produk pangan global akan terkena dampak negatif pada tahun 2050.
Pada saat itu, diperkirakan, akan terjadi kelaparan di berbagai tempat. Hal ini pun akan berdampak pada kestabilan ekonomi dan politik dunia.
“Nanti tidak ada negara yang bisa saling menolong karena masing-masing (negara) kekurangan pangan,” ujarnya.
Ambil peran strategis
Oleh karena itu, lanjut Dwikorita, setiap negara harus turut ambil bagian dalam mempersiapkan dan melakukan mitigasi untuk memantau buangan emisi gas rumah kaca dan memiliki mitigasi perubahan iklim untuk mengurangi dampak pemanasan global.
“Kita harus tetap menjaga untuk tidak menghasilkan gas rumah kaca. Itu kan dari pembakaran bahan bakar fosil, misalnya yang digunakan transportasi, itu mengakibatkan gas rumah kaca, dalam hal ini CO2, di udara makin meningkat kadar atau konsentrasinya,” ungkapnya.