SERANG, KOMPAS.com- Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II memprediksi puncak musim kemarau di Provinsi Banten akan terjadi pada Agustus 2023 mendatang.
Sebagian wilayah Banten diprediksi akan mengalami curah hujan lebih kering dalam tiga dekade terakhir.
"Adapun periode puncak musim kemarau tahun ini diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus dengan peluang kejadian curah hujan di bawah normal atau kategori lebih kering dari biasanya," kata Kepala BBMKG Wilayah II, Hartanto dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (31/5/2023).
Baca juga: Hampir Setengah Wilayah di Cilacap Rawan Kekeringan, 100.000 Jiwa Lebih Berpotensi Terdampak
Dikatakan Hartanto, berdasarkan monitoring awal musim kemarau Dasarian II bulan Mei ini, Provinsi Banten bagian utara sudah memasuki musim kemarau.
Adapun daerahnya yakni Kota Cilegon, Kabupaten Serang bagian utara, Kota Serang bagian utara, Kota Tangerang bagian selatan, Kota Tangerang Selatan.
Kemudian, Kabupaten Tangerang bagian tenggara, Kabupaten Tangerang bagian utara, dan Kota Tangerang bagian utara.
"Hasil Pengamatan El Nino dan IOD menunjukan positif, yang berarti penurunan curah hujan di wilayah Indonesia," ujar dia.
Baca juga: Ada Topan Mawar di Timur Laut Filipina, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi
Dijelaskan Hartanto, penyebab terjadinya kemarau karena adanya kombinasi fenomena El Nino dan anomali suhu muka laut di Samudera Hindia bagian barat dan timur (IOD/Indian Ocean Dipole).
Sedangkan kondisi hujan bulanan pada periode bulan Juni hingga Oktober untuk wilayah Banten diprakirakan berada pada kategori rendah atau 0-100 mm/bulan.
Dampaknya, lanjut Hartanto, akan adanya potensi kekeringan di wilayah Banten yang lebih kering sejak 33 tahun lalu.
"Masyarkat harus waspada musim kemarau yang lebih kering dibandingkan musim kemarau dalam tiga dekade terakhir atau sejak 1990-an," ungkap Hartanto.