LOMBOK BARAT, KOMPAS.com- Terik matahari tak menghalangi Aipda Teguh Martanto (39) berkendara menuju Dusun Pangang, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Teguh merupakan anggota Bhabinkamtibmas Desa Buwun Mas. Dia bertugas mengawasi 24 dusun dengan puluhan ribu penduduk, termasuk dusun Panggang.
Dusun tersebut berada di wilayah sangat terpencil dengan akses jalan yang buruk.
Dusun Panggang juga merupakan dusun yang menaungi pulau Sepatang, yang merupakan pulau terluar Indonesia. Wilayah itu santer dikabarkan akan diklaim oleh Australia.
Baca juga: Kami Akan Pertahankan Pulau Sepatang di NKRI, Agar Tak seperti Kepulauan Sipadan dan Ligitan
Teguh mau tak mau harus akrab dengan jalan terjal penuh bebatuan demi mencapai dusun di pesisir pantai selatan Kabupaten Lombok Barat itu.
Raungan knalpot motor yang dikendarainya seperti menyuarakan tekadnya menyusuri 8 kilometer jalan rusak bertahun-tahun.
Banyak hal pernah dialami Teguh selama melewati jalan menuju Dusun Panggang.
Dia pernah jatuh dari kendaraan dan tidak ada satu pun orang menolong karena jalan sepi dan turun hujan.
“Semua sudah saya rasakan melintasi jalan ini, dari saya jatuh tidak ada yang ngangkat menolong, baju kotor semua apalagi saat hujan itu jalannya ngeri ekstrem, makanya kalau hujan warga tidak bisa ke mana-mana,” tutur Teguh.
Baca juga: Kisah Surip, 18 Tahun Menabung dari Hasil Angon Bebek untuk Naik Haji
Teguh pun pernah membantu warga mendorong kendaraan mogok di jalan tersebut selama dua jam.
“Sering juga motor dan mobil pengangkut padi mogok. Karena kan disini komoditinya Padi, kalu musim panen terus hujan itu susah, sering mobil jenis ofroad yang angkut itu mogok rodanya masuk lubang lumpur, terus kita bantu dorong, sampai keluar dari lumpur,” kata Teguh.
Saat warga setempat sakit atau akan melahirkan, Teguh juga harus siap sedia lantaran jalanan rusak tak mudah diakses kendaraan.
“Apalagi kalau orang sakit, kita bawa lewat jalur darat itu, sulitnya minta ampun, ambulans enggak bisa masuk. Kecuali mobil offroad, itu pun kalau ada,” kata Teguh.
Untuk mencapai Dusun Panggang dari jalan hotmix, Teguh membutuhkan waktu 1 jam jika musim kemarau, namun tengah memasuki musim hujan jalan itu ditempuhnya selama dua jam.
Ada jalan alternatif yang bisa dilalui warga dengan menggunakan perahu, dan jarak tempuhnya lebih cepat sekitar 40 menit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.