Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Ada Apa dengan Masriah?

Kompas.com - 09/06/2023, 09:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan rasa hormat, pengakuan, penghargaan, dan status sosial. Individu butuh untuk dihormati dan dianggap berharga.

Kebutuhan di tingkat paling atas adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk mencapai potensi penuh, mengembangkan bakat, mengekspresikan diri, memberikan diri kepada sesuatu yang lebih besar, dan kebutuhan untuk mencari makna hidup. Ini adalah tingkat yang tidak semua orang bisa capai.

Jika mengaitkan teori hirarki kebutuhan Maslow dengan perilaku Masriah, tampak bahwa Masriah tidak terdorong untuk menjalin relasi yang baik dengan tetangga–tetangganya.

Ia tidak segan memiliki relasi yang buruk demi kebutuhan mendapatkan kembali warisan orangtua. Masriah belum mencapai tingkat kebutuhan sosial atau belongingness.

Jika belum sampai tingkat kebutuhan untuk memiliki, maka Masriah sebenarnya baru sampai tingkat kebutuhan akan rasa aman.

Perilaku Masriah adalah ekspresi dari dirinya yang merasa “tidak aman”. Bukan tidak aman karena ada ancaman fisik, tetapi tidak aman karena ada sesuatu yang mengganggu dirinya secara emosional.

Masriah merasa tidak aman dan nyaman secara psikologis karena warisan orangtuanya dimiliki oleh orang lain yang bukan keluarga.

Masriah meneror tetangganya dengan tinja dan air kencing sebagai usaha menyingkirkan sesuatu yang “mengancam” dirinya.

Ia tidak merasa tenang saat mengetahui bahwa warisan orangtua dijual sang adik kepada orang lain. Masriah butuh rasa aman, maka ia menganggu keamanan orang lain.

Sebenarnya tanggapan warga Desa Jogosatru atas vonis satu bulan bagi Masriah, juga ekspresi dari terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman.

Warga merasa tidak aman akan perilaku Masriah. Vonis bagi Masriah adalah jalan untuk terpenuhinya kebutuhan keamanan warga.

Hal yang dapat dipelajari ialah bahwa setiap individu perlu mempertimbangkan dengan bijaksana perilaku apa yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhan yang disasar.

Setiap individu memiliki hak untuk menentukan sendiri kebutuhan mana yang menjadi sasaran.

Akan tetapi, cara dan ekspresi individu untuk memenuhi kebutuhannya perlu dilakukan dengan adekuat. Cara yang dapat dilakukan untuk ini ialah terus dan selalu mawas diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com