Salin Artikel

Ada Apa dengan Masriah?

Seperti banyak diberitakan di berbagai media massa, perilaku Masriah membuang tinja dan air kencing ke rumah tetangganya, telah dilakukannya sejak 2017.

Hal ini ia lakukan setelah adik Masriah menjual rumah warisan. Ibu Masriah berharap dengan “meneror” tetangga yang membeli rumah sang adik, si tetangga akan merasa tidak nyaman, lalu menjual rumah ke Masriah. Ia ingin memiliki kembali warisan keluarganya.

Perilaku Marsiah meresahkan, tidak hanya bagi tetangga yang sering dilempari tinja dan air kencing, tetapi juga bagi warga di RT 1/ RW 1, Desa Jogosatru, desa tempat Masriah tinggal.

Setelah mendengar kabar Masriah divonis satu bulan penjara, warga desa tersebut melakukan syukuran. Warga senang Masriah mendapatkan ganjaran.

Lalu apa sebenarnya yang terjadi dengan Masriah?

Salah satu teori yang dapat digunakan untuk membedah perilaku Marsiah ialah teori hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow. Abraham Maslow adalah ilmuwan psikologi, beraliran humanstik, dari Amerika.

Di teori hirarki kebutuhan, Maslow mengatakan bahwa perilaku individu didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu yang berarti bagi individu tersebut.

Kebutuhan-kebutuhan ini digolongkang ke dalam lima kelompok yang tersusun hirarkis atau bertingkat. Kebutuhan yang lebih atas tidak akan menjadi dasar perilaku saat kebutuhan di bawahnya belum terpenuhi.

Jika diurutkan dari kebutuhan yang paling bawah hingga paling atas, maka kebutuhan-kebutuhan ini adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidup, seperti makanan, tidur, udara, dan tempat berlindung.

Kebutuhan berikutnya ialah kebutuhan keamanan. Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, individu akan mencari rasa aman.

Kebutuhan ini meliputi pekerjaan yang aman, keuangan yang mencukupi, lingkungan yang bebas dari ancaman fisik, dan kondsi yang tidak mengganggu secara emosional.

Kebutuhan berikutnya ialah kebutuhan sosial atau belongingness. Setelah berhasil memenuhi kebutuhan akan rasa aman, individu akan terdorong untuk mencari hubungan sosial yang positif.

Individu butuh untuk mencintai, menjalin relasi sosial yang baik, dan menjalin persahabatan. Hal ini terjadi karena manusia adalah mahkluk sosial.

Selanjutnya ialah kebutuhan penghargaan. Setelah individu berhasil memenuhi kebutuhan akan rasa memiliki, individu akan beranjak memenuhi kebutuhan akan penghargaan.

Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan rasa hormat, pengakuan, penghargaan, dan status sosial. Individu butuh untuk dihormati dan dianggap berharga.

Kebutuhan di tingkat paling atas adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk mencapai potensi penuh, mengembangkan bakat, mengekspresikan diri, memberikan diri kepada sesuatu yang lebih besar, dan kebutuhan untuk mencari makna hidup. Ini adalah tingkat yang tidak semua orang bisa capai.

Jika mengaitkan teori hirarki kebutuhan Maslow dengan perilaku Masriah, tampak bahwa Masriah tidak terdorong untuk menjalin relasi yang baik dengan tetangga–tetangganya.

Ia tidak segan memiliki relasi yang buruk demi kebutuhan mendapatkan kembali warisan orangtua. Masriah belum mencapai tingkat kebutuhan sosial atau belongingness.

Jika belum sampai tingkat kebutuhan untuk memiliki, maka Masriah sebenarnya baru sampai tingkat kebutuhan akan rasa aman.

Perilaku Masriah adalah ekspresi dari dirinya yang merasa “tidak aman”. Bukan tidak aman karena ada ancaman fisik, tetapi tidak aman karena ada sesuatu yang mengganggu dirinya secara emosional.

Masriah merasa tidak aman dan nyaman secara psikologis karena warisan orangtuanya dimiliki oleh orang lain yang bukan keluarga.

Masriah meneror tetangganya dengan tinja dan air kencing sebagai usaha menyingkirkan sesuatu yang “mengancam” dirinya.

Ia tidak merasa tenang saat mengetahui bahwa warisan orangtua dijual sang adik kepada orang lain. Masriah butuh rasa aman, maka ia menganggu keamanan orang lain.

Sebenarnya tanggapan warga Desa Jogosatru atas vonis satu bulan bagi Masriah, juga ekspresi dari terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman.

Warga merasa tidak aman akan perilaku Masriah. Vonis bagi Masriah adalah jalan untuk terpenuhinya kebutuhan keamanan warga.

Hal yang dapat dipelajari ialah bahwa setiap individu perlu mempertimbangkan dengan bijaksana perilaku apa yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhan yang disasar.

Setiap individu memiliki hak untuk menentukan sendiri kebutuhan mana yang menjadi sasaran.

Akan tetapi, cara dan ekspresi individu untuk memenuhi kebutuhannya perlu dilakukan dengan adekuat. Cara yang dapat dilakukan untuk ini ialah terus dan selalu mawas diri.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/09/09434701/ada-apa-dengan-masriah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke