Hal tersebut tergambar dari banyaknya perlengkapan produksi kopi yang dirakit sendiri oleh sang ayah. Uniknya lagi, peralatan ini dibuat dari bahan-bahan bekas yang mudah ditemukan.
"Contohnya alat roasting, alatnya buat sendiri di bengkel dari bahan bekas," jelas Savira.
Dalam sehari, Kopi Gunung milik petani milenial berusia 25 tahun ini bisa menjual lebih dari 100 gelas.
"Sehari itu omzetnya Rp 3 juta per hari. (Keuntungan) bersihnya itu sekitar Rp 1,5 juta per hari, dikalikan saja sebulan," ucap Savira.
Baca juga: Wisuda 4.095 Petani Milenial, Kang Emil Ingin Ada Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Berkelanjutan
Dengan hasil tersebut, ia menepis tegas tentang anggapan masyarakat yang menilai bahwa profesi petani tidak memiliki potensi.
"Kalau jadi pegawai negeri sipil (PNS) atau kerja swasta mungkin penghasilannya tetap. Akan tetapi, pendapatan di dunia pertanian bisa lebih dari pekerja kantoran meskipun tiap bulan kadang besar kadang kecil," imbuh Savira.