Kasus itu pun berlanjut pada Rabu (24/5/2023). Kepsek kembali meminta F maju ke depan para siswa saat pelaksanaan Imtaq di sekolah. Saat itu, F kembali diduga dirundung dengan kata-kata yang tidak pantas dari kepsek.
Penyebabnya, karena beredar video F kedapatan tidur di dalam kelas. Video itu pun sampai ditonton kepsek.
"Ada lontaran kata-kata F disebut suka tidurlah, bodoh, malas. Jadi kita tidak terima kan. Karena F tidur itu di luar jam pelajaran. Video itu direkam oleh salah satu teman kelas terus dikirim ke grup yang ada wali kelas waktu itu," kata RV.
Baca juga: Terima Kiriman 12 Kg Sabu dari Malaysia, 2 Pra di Lombok Tengah Ditangkap
Menurutnya, F dikenal sebagai siswa yang aktif di kelasnya. Selain itu, F juga menjadi ketua remaja mushala di sekolah.
"Kita tidak terima F dikatain seperti itu, makanya hari Kamis (25/5/2023) itu kita demo. Semua siswa sepakat minta kepsek mundur dari jabatannya karena suka mem-bully," ungkapnya.
Baca juga: Pikap Berpenumpang 10 Orang Terbalik di Lombok Tengah, 1 Korban Tewas
Terpisah, Kepala SMAN 1 Praya Tengah Muhammad Amrullah memberikan klarifikasi bahwa kasus itu hanya kesalahpahaman antara dirinya dengan siswanya.
Amrullah mengatakan, awalnya kasus dugaan bullying itu terjadi pada Jumat 19 Mei 2023. Saat itu, dia memimpin kegiatan literasi untuk semua siswa. Semua siswa diminta untuk membaca hasil bacaannya ke depan.
"Jadi semua ke depan menjelaskan dan kami kasih hadiah lima orang. Selanjutnya tiang (saya) tes juga numerasinya yaitu menghafal bilangan perkalian 1 sampai dengan 10," kata Amrullah melalui pesan singkat.
Amrullah menerangkan, saat itu banyak siswa yang mengacungkan tangan ingin mencoba menjawab tantangan dari Amrullah, namun siswa F kala itu tidak bisa hafal perkalian 6.
"Dan banyak siswa yang maju juga. Merasa tidak bisa jawab, mungkin menganggap dirinya di-bully. Itu saja, tidak ada niat membuli siswa kami," kata Amrullah.
Amrullah mengungkapkan, kegiatan literasi itu akan terus dilakukan. Bahkan, pihak sekolah akan memberikan hadiah kepada siswa yang mampu menjawab soal dari pihak guru.
"Tiang (saya) anggap siswa belajar bicara, baguslah, itu saja. Saksi giat waktu itu, ada guru, TU alias warga sekolah." kata Amrullah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.