LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com- Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Lombok Tengah Suardi menegaskan, air telaga warna pink di wilayahnya bisa berisiko menimbulkan penyakit.
Namun, beberapa warga justru meyakini bahwa air telaga di Desa Lekor itu berkhasiat.
Suardi menjelaskan, air warna pink tersebut tidak memenuhi unsur air bersih.
"Tentu secara kesehatan, air yang berwarna, air berasa, dan air yang berbau tidak memenuhi syarat air bersih, ini dapat menimbulkan potensi serangan penyakit," kata Suardi melalui pesan singkat, Rabu (3/5/2023)
Suhardi mengaku belum melakukan uji laboratorium atas fenomena tersebut.
Kendati demikian pihaknya tetap memberikan edukasi pada warga agar tidak cepat termakan hoaks.
Baca juga: Turun dari Telaga Sarangan, Toyota Innova Reborn Tabrak Pohon, Satu Penumpang Tewas
"Karena itu kita harus tetap memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak cepat percaya dengan fenomena yang tidak mendasar. Kita juga harus ajak masyarakat untuk menggunakan akal sehat dalam menilai sesuatu yang baru ataupun fenomena," kata Suhardi.
Dari hasil pantauan petugas Dinas Kesehatan Lombok Tengah, air di telaga itu kini telah kembali jernih. Warga tidak ramai lagi memadati dan berebut air telaga.
"Untuk uji laboratorium belum mengarah ke sana karena warna air dan kembali jernih dan tidak berwarna pink lagi dan pengunjung juga sudah sepi," kata Suardi.
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan puluhan warga sedang berebut mengambil air berwarna merah muda di sebuah kolam bebatuan di Lombok Tengah, viral di media sosial Facebook.
Dalam video tersebut, tampak puluhan warga sedang mengambil air dengan timba seadanya, kemudian memasukkan ke dalam botol maupun ceret.
Warga sekitar mempercayai air itu berkhasiat.
"Awalnya kan air di kolam itu warnanya biasa putih kecoklatan, tapi pas hari Jumat (28/4/2023) itu berubah menjadi warna merah muda (pink) kayak warna tuak, jadi banyak warga yang ke sana untuk mengambilnya," kata warga setempat, Maseni (50), melalui sambungan telepon, Minggu (30/4/2023)
"Ada yang meminumnya, ada juga air itu digunakan dengan cara mandi," lanjut Maseni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.