Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Boyolali Dijuluki Kota Susu?

Kompas.com - 29/05/2023, 18:22 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kabupaten Boyolali yang berada di Provinsi Jawa Tengah dikenal memiliki julukan sebagai Kota Susu.

Ternyata julukan Kota Susu disematkan kepada Kabupaten Boyolali karena wilayah ini merupakan daerah penghasil susu segar terbesar di Jawa Tengah.

Baca juga: Mengapa Makassar Dijuluki Kota Anging Mammiri?

Dilansir dari laman intisari.grid.id, hal ini pula yang membuat Boyolali disamakan dengan New Zealand atau Selandia Baru yang merupakan negara penghasil susu dan produk olahan susu yang cukup besar di dunia ini.

Karena Boyolali juga terkenal dengan peternakan sapinya dan merupakan daerah penghasil susu segar, maka kabupaten ini juga sering disebut New Zealand van Java.

Agar semakin mempertegas citranya sebagai Kota Susu, Boyolali membangun beberapa ikon kota yang tak jauh dari julukan tersebut.

Baca juga: Mengapa Purbalingga Dijuluki Kota Knalpot?

Salah satunya gedung Lembu Sora (Lembu Suro) berupa bangunan berbentuk sapi raksasa tengah 'ndekem' atau meringkuk yang berada di lingkungan Kantor Setda Pemkab Boyolali, atau sisi utara alun-alun Boyolali di Kemiri.

Ada pula Monumen Susu Murni di depan Pasar Boyolali yang menggantikan monumen tugu jam yang telah ada sebelumnya.

Monumen berketinggian 7,5 meter ini akan menggambarkan susu sapi dalam botol yang dituang ke gelas yang ada di bawahnya.

Baca juga: Mengapa Kota Palu Dijuluki Kota Lima Dimensi?

 

Produksi Susu Sapi di Boyolali 

Dilansir dari data BPS tentang Produksi Telur Unggas dan Susu Sapi Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Jawa Tengah, produksi susu sapi di Boyolali pada tahun 2019 dan 2020 berada di peringkat pertama.

Produksi susu sapi di Boyolali pada tahun 2019 mencapai 51.109,02 ton, dan meningkat pada tahun 2020 dengan jumlah 51.388,02 ton.

Lebih lanjut, dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Boyolali, pada tahun 2021 tercatat bahwa dalam tiga tahun terakhir Boyolali memiliki jumlah sapi perah sebanyak 94.000.

Kepala Bidang (Kabid) Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Gunawan Andriyanto menjelaskan, bahwa jumlah tersebut tetap konsisten selama tiga tahun meskipun ada peningkatan sekitar 0,5 hingga 1 persen.

Dari 94.000 ekor sapi di Kabupaten Boyolali, mampu menyumbangkan 49.000 ton/tahun yang setara 136 ton per hari.

Hal ini membuat Kabupaten Boyolali menyumbang 49 persen produksi susu sapi di Jawa Tengah dan menjadi yang tertinggi.

Gunawan juga menyebut bahwa dari segi topografis, kesesuaian wilayah memang membuat produksi susu di Kabupaten Boyolali terkonsentrasi di Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Tamansari, Ampel, Mojosongo dan sedikit di Boyolali Kota.

Selain karena kesesuaian suhu dan juga daya dukung pakan ternak karena daerah tegalan, budidaya pakan ternak itu juga menjadi pendorong utama perkembangan industri sapi perah.

Walau begitu, pada tahun 2022 produksi susu sapi di Boyolali berkurang hingga 25 persen.

Dilansir dari TribunSolo.com, merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat nafsu makan sapi menjadi berkurang yang secara otomatis juga memengaruhi produksi susu.

“Karena sapi yang terpapar PMK ini mulutnya lesi, nafsu makannya pun berkurang. Padahal asupan makanan ini yang mempengaruhi produksi susu,” ujar Kabid Produksi Perternakan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali Gunawan Andrianta, kepada TribunSolo.com, Senin (11/7/2022).

Namun upaya penyembuhan telah dilakukan sehingga sapi-sapi perah yang pernah terpapar mulai membaik kondisinya.

Boyolali Menghadapi Krisis Peternak

Saat ini juga muncul kekhawatiran, bahwa julukan Boyolali Gunawan sebagai Kota Susu hanya tinggal kenangan saja.

Pasalnya, minat anak muda untuk beternak sapi perah diketahui terus menurun.

Hal ini diungkap Direktur Program Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta Sumino, yang mengatakan bahwa sebanyak 60 persen peternak berusia diatas 50 tahun dan sisanya berusia di bawah 50 tahun.

"Peternak dengan usia di bawah 30 tahun yang dinilai masih produktif hanya berkisar 20 persen saja. Sehingga dalam 10-15 tahun ke depan, kita akan mengalami krisis peternak," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Kamis (26/8/2021).

Kabid Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Gunawan menyebut bahwa minat milenial untuk beternak sapi perah masih minim.

Dari 27.055 peternak yang tersebar di delapan kecamatan, hanya 10-20 persen peternak dengan usia muda.

"Minat anak muda pada bidang peternakan terus kami dorong," terang dia.

"Beberapa Kelompok peternakan sapi (KLP) ternak sudah melakukan regenerasi pengurus-pengurusnya anak muda," harap dia.

Sumber: 
dprd.boyolali.go.idjatengprov.go.idboyolali.go.idjateng.bps.go.idintisari.grid.id, dan solo.tribunnews.com  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com