Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa merasa kecewa karena tidak diikutsertakan dalam Perjanjian Giyanti.
Kemudian, dia semakin gencar melakukan perlawanan kepada Hangkubuwono I, Pakubuwana III, dan VOC.
Merasa tidak mampu menangani perlawanan Raden Mas Said, VOC menawarkan jalan damai dengan Perjanjian Salatiga.
Baca juga: Perjanjian Salatiga: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya
Perjanjian Kalijati adalah perjanjian antara Belanda dan Jepang di Indonesia.
Perjanjian Kalijati ditandatangani pada 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat.
Terdapat tiga tokoh dalam Perjanjian Kalijati, yaitu dua dari pihak Belanda dan satu dari pihak Jepang.
Perwakilan Jepang adalah Jenderal Hitoshima Imamura, sedangkan perwakilan Beladan adalah Tjarda van Starkenborgh Starchourwer, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, dan Letjen Heindrik Ter Poorten, petinggi militer Belanda di Indonesia.
Latar balakang Perjanjian Salatiga adalah rentetan Perang Dunia II atau Perang Asia Timur Raya. Dalam perang tersebut Belanda adalah kubu yang berseberangan.
Belanda berada di blok sekutu, sedangkan Jepang berada di blok poros.
Isi Perjanjian Kalijati
Terdapat dua poin penting dalam Perjanjian Salatiga, yaitu:
Perjanjian Linggarjati adalah suatu perundingan antara Indonesia dengan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat.
Perundingan dilakukan pada tanggal 11-15 November 1946, kemudian ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada tanggal 25 Maret 1947.
Latar belakangn Perjanjian Linggarjati adalah Indonesia telah menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada awal perjalanan kemerdekaan Indonesia tidak berjalan mulus. Hal ini terjadi, karena adanya ancaman dari pihak asing.
Isi Perjanjian Linggarjati
Baca juga: Isi Perjanjian Linggarjati, Keuntungan dan Kerugian bagi Indonesia
Perjanjian Renville adalah perjanjian Indonesia dengan Belanda pada tanggal 8 Desember 1947 hingga 17 Januari 1948.
Perjanjian Renville dilakukan di atas geladak kapal perang Amerika Serikat, USS Renville, sebagai tempat netral yang berlabuh di Jakarta.
Latar belakang Perjanjian Renville adalah untuk menyelesaikan perselisihan atas Perjanjian Linggarjati pada tahun 1946.
Perjanjian Renville berisi batas antara wilayah Indonesia dengan Belanda yang disebut Garis Van Mook.
Berikut ini adalah isi Perjanjian Renville.
Baca juga: Latar Belakang dan Isi Perjanjian Renville
Perjanjian Roem Royen adalah perundingan yang dibuat oleh Indonesia dengan Belanda pada tanggal 7 Mei 1949 untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di awal kemerdekaan.
Latar belakang Perjanjian Linggarjati adalah perjanjian-perjanjian yang dibuat sebelumnya yang pada akhirnya merugikan Indonesia, salah satunya Perjanjian Renville.
Wilayah kedaulatan Indonesia semakin kecil, sedangkan Belanda diuntungkan melalui perjanjian tersebut hingga akhirnya melanggar janji.