Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Pengakuan Husen Pelaku yang Mutilasi dan Cor Bosnya di Semarang, Sempat Mengatakan Tak Menyesal

Kompas.com - 13/05/2023, 13:14 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Mayat seorang laki-laki ditemukan dicor dengan semen di sebuah tempat usaha isi ulang galon dan gas di Jalan Mulawarman Raya, Tembalang pada Senin (8/5/2023).

Korban diketahui sebagai IW (53), pemilik usaha tersebut. Daru hasil penyelidikan, poliis berhasil menangkap pelaku pembunuhan yakni Husen pada Selasa (9/5/2023).

Husen adalah karyawan IW di tempat usaha isi ulang galon milik korban. Ia baru sebulan bekerja dengan IW.

Sebelumnya, ia sempat berpamitan resign dari pekerjaan kepada saksi utama kejadian. Lalu ia menyerahkan kunci toko ke saksi dan berpamitan pulang ke kota asalnya.

Baca juga: Kondisi Kejiwaan Husen, Pelaku yang Mutilasi dan Cor Bosnya di Semarang Dipertanyakan, Polisi: Saat ini Masih Konsisten

Dan berikut lima pengakuan Husen setelah ditangkap oleh polisi.

1. Mengaku tak menyesal bunuh korban

Saat konferensi pers di Polrestabes Semarang pada Rabu (10/5/2023), Husem mengaku puas dan dan sama sekali tak menyesali perbuatannya.

Dia mengaku dendam karena kerap dipukuli bosnya bila salah dalam bekerja.

"Enggak nyesal. Saya puas karena dendam saya sudah terlampiaskan," ungkap Husen di hadapan awak media, Rabu.

Namun usai pra-rekontruksi di lokasi kejadian pada Jumat (15/5/2023), Husen akhirnya meminta maaf telah membunuh bosnya.

"Karena telah melakukan apa yang saya lakukan, saya menyesal. Saya ucapkan mohon maaf sebesar besarnya," kata Husen.

Usai mendekam di penjara, Husen mengakui dirinya salah.

"Setelah saya mendekam disana saya akui memang saya salah," tutur Husen

Baca juga: Sempat Tak Menyesal Memutilasi Bosnya, Husen Kini Minta Maaf dan Mengaku Salah

2. Ungkap alasan mutilasi kepala dan tangan korban

Husen mengaku bekerja bersama korban sejak awal puasa tahun ini.

Ia melakukan aksinya pada Kamis malam saat korban tidur di dalam tempat usahanya di Jalan Mulawarman Raya. Awalnya ia menusuk pipi kanan dan kiri korban dengan linggiis pada Kamis malam.

Lalu Jumat dini hari, ia kembali ke lokasi dan memutilasi korban.

Dari pengakuannya, bagian tubuh pertama yang dipotong menggunakan pisau dapur adalah kepala.

Setelah itu, Husen melanjutkan memutilasi lengan kanan dan kiri di ruang tengah, tempat korban biasa tidur.

"Memotong kepala karena korban sering memarahi, kedua tangan karena korban sering memukul," katanya.

Baca juga: Alasan Husen Mutilasi Kepala dan Tangan Bosnya Sebelum Dicor: Sering Memarahi dan Memukul

 

3. Pesan prostitusi online dengan uang korban

Tersangka Husen mengahdiri konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Rabu (10/5/2023).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Tersangka Husen mengahdiri konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Rabu (10/5/2023).
Usai membunuh korban, Husen mengambil dompet berisi uang dagangan korban sebesar Rp 7 juta.

Dia menggunakan uang itu untuk menyewa PSK dengan mengajak saksi pedagang angkringan untu

"Uang buat senang-senang. Makan, rokok, sama nyari cewek," ujarnya.

Ia mengaku memiliki dendam pribadi dengan bosnya karena sering dipukuli.

"Saya sakit hati kepada korban karena sering dipukuli. Dipukuli karena setiap ada kesalahan kecil pasti dia maen tangan, seperti pas ada pesenan galon salah kirim. Namanya orang baru mungkin salah jualin harganya, mesin RO rusak buat pengisian air," ungkap dia.

Baca juga: Husen Sempat Pesan Prostitusi Online Lewat MiChat Sebelum Mutilasi Bos Isi Ulang Air Minum Semarang

4. "Biar polisi bekerja""

Saat konferensi pers di Kantor Polrestabes Semarang, Husen mengaku tak langsung menyerahkan diri usai membunuh korban dengan alasan supaya "polisi bekerja".

"Habis bunuh saya kabur ke Banjarnegara, gak langsung ke polisi karena biar polisi kerja," ucap Husen.

Warga Sambong, Punggelan, Banjarnegara ini mengaku tidak menyesal sudah memutilasi dan mengecor mayat bosnya tersebut.

"Saya sering dipukuli dan dimarahi oleh korban makanya tidak menyesal, saya siap dihukum," jelasnya.

Selama beberapa hari melarikan diri, dia bersembunyi di rumah temannya di Banjarnegara.

Dia juga sempat melarikan motor Yamaha Byson warna putih milik korban.

"Sembunyi di rumah teman karena rumah itu kosong," katanya.

Baca juga: Pulang ke Banjarnegara Usai Mutilasi dan Cor Majikannya di Semarang, Husen: Biar Polisi Kerja

5. Cerita ke pedagang angkringan usai membunuh

Lokasi pembunuhan dan pengecoran mayat di Jalan Mulawarman, Tembalang, Semarang, Rabu (10/5/2023).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Lokasi pembunuhan dan pengecoran mayat di Jalan Mulawarman, Tembalang, Semarang, Rabu (10/5/2023).
Dari hasil penyelidikan, pembunuhan tersebut ternyata diketahui oleh Imam, pedagang angkringan di sebelah kiri lokasi pembunuhan.

Imam tahu pembunuhan tersebut setelah Husen datang ke angkringan untuk mabuk usai membunuh Irwan pada Kamis (4/5/2023) malam.

“Imam (teman angkringan) statusnya saat ini sebagai saksi akan kita dalami lagi, maksimal nanti dikenakan pasal mengetahui tindak pidana tapi tidak melaporkan,” kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar saat konferensi pers di markasnya, Rabu (10/5/2023).

Ia mengatakan walau mengetahui pembunuhan tersebut dari Husen, Imam tak berinisiatif melapor ke polisi.

Sementara itu dari Husen mengaku Imam tak pernah memasuki TKP atau terlibat pembunuhan bersamanya.

Baca juga: Tahu Bos Isi Ulang Air Dibunuh, Pedagang Angkringan di Semarang Tak Lapor Polisi, Statusnya Saksi

"Saya kasih tahu Imam habis membunuh karena ketika itu berjualan di dekat situ. Dia enggak masuk ke toko cuma saya kasih tahu saja," ujar Husen.

Husen mengatakan usai mengeksekusi korban, ia keluar dari lokasi pembunuhan menuju ke angkringan yang dijaga oleh Imam.

"Saya minum di situ sampai jam 4 pagi, saya sempat cerita ke penjual angkringan saya bunuh bos," kata dia.

"Jumat (5/5/2023) saya masuk lagi saya mulai eksekusi lagi," tambah dia

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Titis Anis Fauziyah | Editor : Dita Angga Rusiana, Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

Regional
Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Regional
Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Regional
Preman Pemalak Sopir Truk di Lampung Ditangkap, Korban Diadang dan Dianiaya

Preman Pemalak Sopir Truk di Lampung Ditangkap, Korban Diadang dan Dianiaya

Regional
Cemburu Buta, Suami di Semarang Aniaya Istri hingga Patah Rahang

Cemburu Buta, Suami di Semarang Aniaya Istri hingga Patah Rahang

Regional
Ketua MUI Salatiga Daftar Bakal Calon Wakil Wali Kota, Kyai dan Masyayikh NU Sampaikan Penolakan

Ketua MUI Salatiga Daftar Bakal Calon Wakil Wali Kota, Kyai dan Masyayikh NU Sampaikan Penolakan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com