Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Papua Bahas Pembebasan Pilot Susi Air dengan Pimpinan Gereja, Ini Hasilnya

Kompas.com - 10/05/2023, 18:32 WIB
Dhias Suwandi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri melakukan pertemuan dengan unsur pimpinan gereja dan Uskup Jayapura di Jayapura, Papua, Rabu (10/5/2023).

Pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas soal penyanderaan Pilot Susi Air Philip Mark Merthens oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kogoya.

Baca juga: Kapolda Papua soal Pejabat Danai KKB: Kepala Distrik Kenyam Bukan Satu-satunya

Pembentukan tim

Usai pertemuan, Pendeta Benny Giay selaku moderator pertemuan menjelaskan, unsur persekutuan gereja menginginkan semua permasalahan yang ada di Tanah Papua tidak lagi diselesaikan menggunakan senjata.

"Kami sudah sepakat untuk meminta kepada pemerintah untuk mengedepankan dialog perdamaian, pendekatan kemanusiaan. Itu tidak lepas yang Panglima TNI (Jenderal Andika Perkasa) katakan pada 19 Desember lalu, beliau akan kedepankan pendekatan kemanusiaan," ujarnya, Rabu (10/5/2023).

Baca juga: Kepala Distrik Kenyam Disebut Serahkan Langsung Rp 30 Juta ke Anggota KKB

Mengenai penyanderaan pilot Susi Air, Benny mengungkapkan, sudah ada kesepakatan tentang keterlibatan pihak gereja untuk menjadi mediator bagi semua pihak dari hasil pertemuan itu.

"Kami akan bentuk tim untuk coba mulai komunikasi dengan semua pihak," cetusnya.

Masyarakat disebut jadi korban

Sementara Uskup Jayapura Monsinyur Yanuarius Theofilus Matopai You menekankan pentingnya dialog untuk mengatasi seluruh permasalahan yang ada di Tanah Papua.

Ia memandang sejauh ini, antara KKB dan aparat keamanan masih terus terlibat dalam kontak senjata yang berdampak pada terganggunya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.

"Saya secara pribadi, kalau misal (korban) dari mereka sendiri, TPNPB dengan TNI-Polri, silakan saja, tapi akibatnya selalu pada masyarakat sipil," kata dia.

"Mama-mama tidak bisa jualan, mama-mama tidak bisa kerja dengan aman, mereka tidak menyusui anak dengan baik, anak sekolah tidak bisa sekolah, pegawai tidak bisa masuk kantor, jadi tetap (masyarakat) terganggu karena ada kekerasan dari pertikaian ini," lanjutnya.

Baca juga: Ada Indikasi Pejabat di Papua Bantu KKB Egianus, Kapolda: Siapa yang Mendukung, Ditindak Tegas

Pihak gereja, sambung Yanuarius, bersedia menjadi mediator bagi kasus penyanderaan pilot Susi Air.

Namun mereka meminta jaminan keamanan agar bisa berkomunikasi dengan baik.

"Kalau bisa ada jeda kemanusiaan untuk beberapa saat, lalu kedua belah pihak ini mesti hentikan kekerasan. Lalu militer yang berlebihan (non-organik) supaya ditarik dulu, dengan itu ciptakan suasana yang baik agar negosiasi itu bisa jalan," katanya.

Menurut dia, ada kemungkinan pihak gereja akan lebih diterima oleh KKB untuk mencari jalan tengah persoalan itu.

"Pimpinan gereja mungkin lebih dipercaya oleh umat di sana, oleh Egainus dan juga tokoh-tokoh di sana yang bisa dipercaya, bersama pihak pemerintah supaya ada tim untuk melakukan negosiasi dengan pihak Egianus, supaya pilot bisa dibebaskan," tuturnya.

Baca juga: Pj Bupati Nduga Sebut Penyanderaan Pilot Susi Air Mengganggu Layanan Masyarakat

Halaman:


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Saldo Tabungan Warga Brebes Rp 213 Juta Hilang Misterius, Ketahuan Saat Mau Ambil Uang tapi Tak Bisa

Saldo Tabungan Warga Brebes Rp 213 Juta Hilang Misterius, Ketahuan Saat Mau Ambil Uang tapi Tak Bisa

Regional
Berkunjung ke Pandeglang, Mahfud MD Borong Emping Melinjo 10 Kilogram

Berkunjung ke Pandeglang, Mahfud MD Borong Emping Melinjo 10 Kilogram

Regional
Warga yang Copot APK Caleg PSI di Semarang Minta Maaf

Warga yang Copot APK Caleg PSI di Semarang Minta Maaf

Regional
Tercebur ke Sungai Martapura, Wanita di Banjarmasin Ditemukan Tewas Setelah 12 Jam Pencarian

Tercebur ke Sungai Martapura, Wanita di Banjarmasin Ditemukan Tewas Setelah 12 Jam Pencarian

Regional
Penempatan Rohingya di Aceh Menunggu Keputusan Pemerintah Pusat

Penempatan Rohingya di Aceh Menunggu Keputusan Pemerintah Pusat

Regional
Sebabkan Kecelakaan Maut di Karanganyar, Sopir Minibus Diduga Konsumsi Miras

Sebabkan Kecelakaan Maut di Karanganyar, Sopir Minibus Diduga Konsumsi Miras

Regional
Lhokseumawe Belum Punya Dewan Pengupahan Daerah, Upah Mengacu UMP Aceh 2024

Lhokseumawe Belum Punya Dewan Pengupahan Daerah, Upah Mengacu UMP Aceh 2024

Regional
Pemkab Aceh Utara Usulkan 3.000 Formasi PPPK, Hanya 300 Dikabulkan

Pemkab Aceh Utara Usulkan 3.000 Formasi PPPK, Hanya 300 Dikabulkan

Regional
Semburan Lumpur Berbau Gas Muncul di Kamar Tidur Warga Demak, Awalnya Sempat Ada Suara Letusan

Semburan Lumpur Berbau Gas Muncul di Kamar Tidur Warga Demak, Awalnya Sempat Ada Suara Letusan

Regional
Sanksi Tegas bagi Guru yang Malas di Sorong, Rekening Gaji Diblokir jika Tak Mengajar

Sanksi Tegas bagi Guru yang Malas di Sorong, Rekening Gaji Diblokir jika Tak Mengajar

Regional
Palsukan Sertifikat Tanah Warga Jakarta, Kades di Serang Ditangkap

Palsukan Sertifikat Tanah Warga Jakarta, Kades di Serang Ditangkap

Regional
Dampak Angin Kencang di Bima, Bus Jawa Baru Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang

Dampak Angin Kencang di Bima, Bus Jawa Baru Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang

Regional
Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Tertutup Sampah di Bumi Perkemahan Batam

Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Tertutup Sampah di Bumi Perkemahan Batam

Regional
Gibran Mengaku Sudah Lakukan Persiapan untuk Debat Capres-Cawapres

Gibran Mengaku Sudah Lakukan Persiapan untuk Debat Capres-Cawapres

Regional
Pengeroyokan Pelajar di Magelang, Berawal dari Saling Tantang di Media Sosial

Pengeroyokan Pelajar di Magelang, Berawal dari Saling Tantang di Media Sosial

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com