Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
M. Ikhsan Tualeka
Pegiat Perubahan Sosial

Direktur Indonesian Society Network (ISN), sebelumnya adalah Koordinator Moluccas Democratization Watch (MDW) yang didirikan tahun 2006, kemudian aktif di BPP HIPMI (2011-2014), Chairman Empower Youth Indonesia (sejak 2017), Direktur Maluku Crisis Center (sejak 2018), Founder IndoEast Network (2019), Anggota Dewan Pakar Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (sejak 2019) dan Executive Committee National Olympic Academy (NOA) of Indonesia (sejak 2023). Alumni FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (2006), IVLP Amerika Serikat (2009) dan Political Communication Paramadina Graduate School (2016) berkat scholarship finalis ‘The Next Leaders’ di Metro TV (2009). Saat ini sedang menyelesaikan studi Kajian Ketahanan Nasional (Riset) Universitas Indonesia, juga aktif mengisi berbagai kegiatan seminar dan diskusi. Dapat dihubungi melalui email: ikhsan_tualeka@yahoo.com - Instagram: @ikhsan_tualeka

Menghidupkan Kembali Paradigma "Emas Biru" dan "Emas Hijau" di Maluku

Kompas.com - 09/05/2023, 09:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain cengkeh dan pala yang sudah melegenda, Maluku Raya memiliki banyak sekali jenis pohon, di antaranya mulai langka. Padahal merupakan komoditas ekspor dengan harga yang mahal atau fantastis.

Misalnya pohon torem. Tanaman endemik yang punya keunggulan tidak mudah dimakan rayap dan dapat tahan hingga ratusan tahun ini, saking langkanya, hanya ditemukan di Yamdena Kepulauan Tanimbar, dan di Negara Brasil.

Karena itu, tidak heran bila harga jual pohon jenis ini cukup mahal. Setiap satu meter kubik (m3) pohon torem dapat dijual dengan harga lebih Rp 3,5 juta, dan diekspor ke sejumlah negara Asia hingga Eropa.

Juga ada pohon masoya, yang juga termasuk pohon langka dan sudah jarang ditemukan, ekstraknya sangat mahal, digunakan untuk pembuatan parfum dari sejumlah merk terkenal.

Hermes adalah salah satu produsen ternama yang juga memproduksi parfum beraroma masoya ini. Untuk ukuran 30 ml saja, produk parfum papan atas itu membanderolnya lebih dari Rp 2,5 juta per botol.

Selain itu ada pohon cendana yang ada di Pulau Moa dan Wetar. Pohon ini kayunya juga dimanfaatkan untuk sejumlah produk, mulai dari furniture, dupa, aromaterapi hingga campuran produk parfum.

Ada pula pohon damar, lingua, palaka, pahara, gaharu, eboni yang juga adalah komoditas ekspor ke sejumlah negara. Demikian juga buah-buahan khas, seperti sukun, durian, kenari, pinang dan kopi sapalewa.

Upaya budidaya dan produksi

Sebagaimana yang diinisiasi oleh Kodam XVI Pattimura dengan tim yang dibentuk, antara lain diambil dari kalangan masyarakat, program emas biru dan emas hijau dikampanyekan serta disosialisasikan dalam berbagai kesempatan dan forum.

Program emas biru kemudian ditindaklanjuti dengan dilakukannya budidaya ikan di sejumlah titik. Saat itu tim emas biru membuat lokasi percontohan kerambah ikan di Pulau Ambon, Pulau Seram dan Pulau Haruku.

Perlu komitmen dan energi besar agar kedepan program dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan, karena memang potensial di Maluku Raya, mengingat kepulauan ini memiliki ribuan teluk yang dapat dijadikan ‘kandang’ atau ‘bank’ ikan.

Upaya yang penting dan strategis, tidak saja dalam mengantisipasi aspek ketersediaan ikan bila cuaca buruk dan masyarakat atau nelayan tidak dapat melaut, namun bisa untuk memenuhi kebutuhan domestik dan diekspor.

Sehingga nantinya masyarakat tidak bergantung hanya pada perikanan tangkap, namun juga pada program dan upaya perikanan budidaya. Dalam konteks ini, tentu pula diperlukan adanya terobosan atau pendekatan teknologi.

Hal ini dimungkinkan, apalagi laut di kepulauan Maluku boleh dikata adalah salah satu laut terbaik di dunia karena relatif bersih, arus lautnya yang bergerak naik atau upwelling-nya rata-rata baik dan temperaturnya stabil.

Apalagi terkait budidaya, pemerintah pusat juga telah menerbitkan panduan khusus terkait cara budidaya ikan, yang merupakan tata cara memelihara, membesarkan dan memanen ikan di lingkungan yang terkontrol. Sehingga budidaya ikan berkualitas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Satu ikhtiar penting, selain untuk memberikan jaminan ketahanan pangan, juga dapat tetap memperhatikan sanitasi, pakan, obat ikan, bahan kimia dan bahan biologis dalam proses budidaya ikan. Sesuatu yang krusial bagi produsen dan juga konsumen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com