Sementara itu, Akay mengatakan, empat orang tersangka anak yang masih di bawah umur tidak ditahan sesuai dengan Sistem Peradilan Pidana terhadap Anak (SPPA).
"Dilihat dari motifnya juga bermacam-macam. Ada yang lihat orang lewat dan tidak suka kemudian digebuki, bleyer-bleyer (motor), ada juga yang awalnya saling mengolok-olok. Sementara kalau aksi balas dendam (motifnya) sampai saat ini belum ada," kata Akay.
Akay tidak menutupi bahwa di Kabupaten Lamongan terdapat banyak perguruan silat. Beberapa di antaranya memiliki banyak pengikut.
Baca juga: Polisi Proses Hukum Aksi Pengeroyokan yang Tewaskan Terduga Pencuri Kambing di Blitar
Guna mencegah gesekan di antara perguruan silat, pihaknya bersama Forkopimda Lamongan dan juga instansi terkait sudah berulang kali mengumpulkan tokoh dan pimpinan perguruan silat di Lamongan.
"Salah satu upaya yang kami lakukan untuk meminimalisir supaya tidak ada kejadian gesekan antar perguruan silat di tingkat grass root. Selama bulan puasa kemarin saja kami melakukan tidak kurang dari tiga kali kegiatan pengumpulan. Termasuk di tingkat kecamatan, Pak Camat mengumpulkan semuanya bertujuan untuk mempererat hubungan, dengan harapan gesekan tidak terjadi lagi," tutur Akay.
Selain upaya bersama pihak terkait tersebut, Polres Lamongan melalui Sat Reskrim, Lantas maupun bagian Intel, kata Akay, juga rajin turun ke lapangan untuk melakukan monitoring.
"Tujuannya untuk mengawasi, bilamana ada kejadian seperti itu dapat cepat kita antisipasi dan agar tidak berkembang luas," ucap Akay.
Agus (25), salah seorang tersangka mengaku ia menyesal melakukan perbuatan tersebut saat ditanya oleh Akay di hadapan awak media.
Baca juga: Petani di Sikka Digigit Buaya Saat Menangkap Ikan di Sungai
Agus juga merasa kapok dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut. Ia mengaku akan berubah menjadi baik.
"Saya menyesal Pak. Saya tidak akan berbuat seperti itu lagi, saya akan berubah menjadi baik," tutur Agus, ketika ditanya oleh Akay.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.