Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Lawang Sewu yang Ternyata Pintunya Tidak Sampai Seribu

Kompas.com - 04/05/2023, 18:45 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Ia menjadi arsitek termuda dan terakhir yang merancang pembangunan Lawang Sewu.

Dikutip dari laman Gramedia.com, ketika Belanda mundur dan pemerintahan diambil alih oleh Jepang pada 1942.

Sehingga pada antara tahun 1942 hingga 1945, gedung ini digunakan sebagai Kantor Ryuku Sokyoku (Jawatan Transportasi Jepang).

Namun pihak Jepang juga menggunakan ruang bawah tanah sebagai penjara dan lokasi eksekusi mati.

Kemudian pada 1945, tepatnya bulan Oktober pemerintah Belanda ingin merebut kembali wilayah Semarang, sehingga menimbulkan perang yang berhasil membuat pihak Jepang mundur.

Setelah perang, gedung kembali berubah fungsi menjadi kantor DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia).

Namun pada 1946, kantor DKARI harus berpindah ke bekas kantor de Zustermaatschappijen karena Lawang Sewu akan menjadi markas tentara Belanda.

Tahun 1994, gedung Lawang Sewu akhirnya kembali diserahkan PT Kereta Api Indonesia yang kemudian dilakukan restorasi pada tahun 2009.

Selanjutnya pada 2011, Ibu Negara Ani Yudhoyono meresmikan bangunan cagar budaya yang kini berstatus sebagai museum dan menjadi saya tarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

Arsitektur Bangunan Lawang Sewu

Dilansir dari laman kemenparekraf.go.id, bangunan Lawang Sewu dibangunmenggunakan batu bata keramik berwarna oranye.

Penggunaan batu bata keramik ini saat itu melambangkan sebuah kekayaan, kemakmuran, dan juga menunjukkan kasta tertinggi karena tergolong langka dan harga per-batanya pun sangat mahal.

Gaya bangunan Lawang Sewu ini memiliki ciri dominan berupa elemen lengkung dan sederhana.

Desain bangunannya menyerupai huruf L serta memiliki jumlah jendela dan pintu yang banyak yang berguna sebagai sistem sirkulasi udara.

Selain itu, terdapat ornamen kaca patri pabrikan Johannes Lourens Schouten.

Kaca patri tersebut bercerita tentang kemakmuran dan keindahan Jawa, kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia, dua kota maritimyang berhasil dikuasai, serta kejayaan kereta api.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata PGSI

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata PGSI

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Regional
MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

Regional
Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Regional
'Long Weekend', Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

"Long Weekend", Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

Regional
Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Regional
Pengakuan Kurir Sabu yang Ditangkap di Magelang: Ingin Berhenti, tapi Berutang dengan Bandar

Pengakuan Kurir Sabu yang Ditangkap di Magelang: Ingin Berhenti, tapi Berutang dengan Bandar

Regional
Jadi Tersangka Kasus Korupsi Dana Internet Desa, Mantan Wabup Flores Timur Ajukan Praperadilan

Jadi Tersangka Kasus Korupsi Dana Internet Desa, Mantan Wabup Flores Timur Ajukan Praperadilan

Regional
Pengakuan Pelaku Penyelundupan Motor Bodong ke Vietnam, Per Unit Dapat Untung Rp 5 Juta

Pengakuan Pelaku Penyelundupan Motor Bodong ke Vietnam, Per Unit Dapat Untung Rp 5 Juta

Regional
Puluhan Anak Usia Sekolah di Nunukan Memohon Dispensasi Nikah akibat Hamil di Luar Nikah

Puluhan Anak Usia Sekolah di Nunukan Memohon Dispensasi Nikah akibat Hamil di Luar Nikah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com