"Pernah cekcok minta cerai. Bahkan MS sempat mau sewa pengacara. Istrinya pengin balik tinggal di rumah orangtuanya sendiri karena sungkan ekonominya disokong mertuanya terus. Makanya pengin mandiri dengan jualan es," ungkap Widiantoro.
Sementara itu, MS mengaku emosi lantaran anaknya rewel. Ia membekap anaknya menggunakan bantal warna merah.
"Saya emosi anak rewel. Saya bingung cara menenanginya gimana. Lalu saya bekap sampai tidak bernapas," ujarnya.
Setelah N meninggal, MS mengambil tas kresek hitam di bawah lemari pakaian.
"Saya gendong anak saya ke meja, lalu saya ambil kantong kresek dan saya masukkan ke kresek," ujarnya.
Baca juga: Kronologi Bayi Hilang Misterius di Pati, Dibunuh Bapak yang Jengkel Dengar Tangisan Anaknya
Setelah itu, pelaku meletakkan mayat anaknya ke dalam jok motor untuk dibuang ke sungai. Dia mengaku baru lima hari belakangan memomong anaknya lantaran istrinya berjualan.
Pelaku diduga mengalami baby blues karena memiliki dua anak dengan selisih usia yang berdekatan sehingga nekat membunuh anak kandungnya sendiri.
Ayah dua anak itu menyesal telah membunuh anaknya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, psikis tersangka dinyatakan normal, tidak terindikasi mengalami gangguan kejiwaan.
"Hanya saja, karena masih muda, berusia 20 tahun, mungkin emosinya masih labil. Emosi sesaat, tanpa direncanakan melakukan pembunuhan," kata Kapolresta Pati Kombes Andhika Bayu Adhittama.
Atas perbuatannya itu, tersangka dijerat Pasal 76c jo Pasal 80 UU 35 Tahun 2014 tentang Perubahan terhadap UU RI 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak subsidair Pasal 340 KUHP.
Lalu, dari hasil kejiwaan, tersangka tidak terindikasi memiliki gangguan kejiwaan.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor : Khairina, Ardi Priyatno Utomo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.