Salin Artikel

Sosok MS Ayah yang Bunuh Bayinya di Pati, Penganggur dan Masih Usia 20 Tahun

Ia nekat melakukan hal tersebut karena korban rewel dan menangis. Merasa kesal, MS kemudian membekap anak keduanya itu hingga tewas.

MS kemudian membungkus mayat bayinya dengan tas plastik.

Lalu, ia memasukkannya ke bagasi jok motor sebelum dibuang ke Sungai Desa Kaliampo, Kecamatan Margirejo, Pati.

Setelah itu ia membuat laporan palsu ke polisi pada Selasa (2/5/2023).

Ia menyebut bayinya hilang saat ditinggal sendiri di rumah sendiri. Sementara ia dan kakak korban yang berusia 18 bulan berkeliling desa mengendarai motor.

Selain itu, pelaku juga ikut berdoa semalaman bersama keluarga agar korban kembali.

MS bahkan ikut melakoni "laku spiritual" yang diupayakan keluarganya untuk memohon petunjuk kepada Sang Khalik agar korban N segera ditemukan.

Seperti melantunkan Surat Yasin 41 kali dan Ayat Kursi 110 kali serta menebar beras bercampur kunyit dan garam krosok di sekeliling rumah

Namun, saat MS diperiksa, polisi menemukan banyak kejanggalan dari keterangan MS.

MS pun mengakui telah membunuh bayinya. Dari hasil pencarian, bayi N ditemukan dalam kondisi tewas di sungai yang berjarak 3 km dari rumah korban.

Widiantoro, Ketua RW setempat, mengatakan, MS diketahui tidak bekerja dan yang membantu mencukupi kebutuhan hidupnya adalah orangtuanya.

"MS itu anak satu-satunya, tapi statusnya bukan anak kandung. Orangtuanya sukses berjualan makanan di pasar. Ekonomi mampu, punya mobil juga. MS dibelikan kios di pasar, tapi tak bisa dimanfaatkan sehingga pengangguran," kata Widiantoro.

Menurut Widiantoro, akhir-akhir ini hubungan MS dengan istrinya disebut kurang harmonis.

Istri MS merasa tak enak hati harus tinggal serumah dengan orangtua MS. Sementara MS penganggur dan hanya mengandalkan orangtuanya.

"Pernah cekcok minta cerai. Bahkan MS sempat mau sewa pengacara. Istrinya pengin balik tinggal di rumah orangtuanya sendiri karena sungkan ekonominya disokong mertuanya terus. Makanya pengin mandiri dengan jualan es," ungkap Widiantoro.

Sementara itu, MS mengaku emosi lantaran anaknya rewel. Ia membekap anaknya menggunakan bantal warna merah.

"Saya emosi anak rewel. Saya bingung cara menenanginya gimana. Lalu saya bekap sampai tidak bernapas," ujarnya.

Setelah N meninggal, MS mengambil tas kresek hitam di bawah lemari pakaian.

"Saya gendong anak saya ke meja, lalu saya ambil kantong kresek dan saya masukkan ke kresek," ujarnya.

Setelah itu, pelaku meletakkan mayat anaknya ke dalam jok motor untuk dibuang ke sungai. Dia mengaku baru lima hari belakangan memomong anaknya lantaran istrinya berjualan.

Pelaku diduga mengalami baby blues karena memiliki dua anak dengan selisih usia yang berdekatan sehingga nekat membunuh anak kandungnya sendiri. 

Ayah dua anak itu menyesal telah membunuh anaknya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, psikis tersangka dinyatakan normal, tidak terindikasi mengalami gangguan kejiwaan.

"Hanya saja, karena masih muda, berusia 20 tahun, mungkin emosinya masih labil. Emosi sesaat, tanpa direncanakan melakukan pembunuhan," kata Kapolresta Pati Kombes Andhika Bayu Adhittama.

Atas perbuatannya itu, tersangka dijerat Pasal 76c jo Pasal 80 UU 35 Tahun 2014 tentang Perubahan terhadap UU RI 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak subsidair Pasal 340 KUHP.

Lalu, dari hasil kejiwaan, tersangka tidak terindikasi memiliki gangguan kejiwaan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor : Khairina, Ardi Priyatno Utomo)

https://regional.kompas.com/read/2023/05/04/085000178/sosok-ms-ayah-yang-bunuh-bayinya-di-pati-penganggur-dan-masih-usia-20-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke