KUPANG, KOMPAS.com - Sejumlah wanita yang tergabung dalam Komunitas Penyelam Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), punya cara berbeda dalam merayakan Hari Kartini tahun 2023.
Mereka menggelar aksi merehabilitasi terumbu karang yang rusak di Perairan Namosain, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Saat menyelam, mereka dibantu oleh pendamping yang merupakan penyelam profesional, dengan dibekali alat yang memadai.
Nina Tiara, anggota tim penyelam perempuan Kupang, rehabilitasi dilakukan dengan melakukan transplantasi terumbu karang. Itu dilakukan sekitar satu jam lebih di dalam laut.
Baca juga: Pegiat Lingkungan Laporkan Kerusakan Terumbu Karang di Karimunjawa ke Polda Jateng
Menurut Nina, sebelum menyelam, mereka mempersiapkan diri dengan mengecek bahan dan perlengkapan berupa bibit terumbu, palu dan paku beton serta kabel ties untuk mengikat bibit terumbu atau coral.
"Kami juga mengecek peralatan menyelam yang akan digunakan oleh masing-masing penyelam, antara lain tabung, bcd/pelampung selam, regulator, tabung hingga wetsuit, masker dan fin," kata Nina, kepada sejumlah wartawan, Rabu (19/4/2023).
Di lokasi penyelaman lanjut Nina, para penyelam perempuan dan para pendamping bergantian masuk ke dalam laut dengan menyusuri tali jangkar yang ditambatkan tepat di titik transplantasi.
Di titik transplantasi, empat orang penyelam perempuan berbekal kabel ties dan bibit langsung membantu mengikatkan bibit coral pada paku yang ditancapkan oleh sebanyak empat orang penyelam pendamping.
Baca juga: Ditabrak Kapal LCT, Terumbu Karang Sepanjang 27,7 Meter di Karimunjawa Rusak
Paku-paku tersebut lanjutnya, ditancapkan pada permukaan karang yang gundul atau rusak akibat terjangan Badai Seroja tahun 2021 lalu.
Bibit coral yang sehat diikat pada paku dengan bantuan kabel ties agar tidak lepas terbawa arus.
"Kurang lebih 250 bibit koral berhasil diikat pada lokasi tersebut. Kegiatan transplantasi memakan waktu kurang lebih 1,5 jam," kata dia.
Menurutnya, aksi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian komunitas penyelam Kupang, untuk menyelamatkan dan menjaga ekosistem terumbu karang di laut, yang rusak akibat Badai Seroja.
Nina menyebut, kegiatan ini melibatkan para penyelam perempuan, karena bertepatan dengan momen peringatan hari Kartini Tahun 2023.
Baca juga: Kapal LCT Rusak Terumbu Karang, Balai Taman Nasional Karimunjawa: Proses Hukum Lanjut
Selain sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi laut, para perempuan ini juga ingin mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian laut.
Pasca Badai Seroja tahun 2021, terdapat banyak terumbu karang yang rusak, ada juga yang disebabkan oleh aktivitas oknum tak bertanggung jawab yang dapat merusak ekosistem di laut, seperti penggunaan bom hingga sampah yang hanyut ke laut.
Dia berharap, melalui kegiatan seperti ini, semakin banyak orang mengerti pentingnya menjaga laut.
Termasuk juga peduli dengan ekosistem yang ada di laut NTT.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.