JEPARA, KOMPAS.com - Kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) sepanjang 80 meter diduga telah merusak keberadaan terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Aktivis Lingkungan Karimunjawa Bambang Zakaria menyampaikan kapal "Serasi IX" ukuran 790 gross tonnage (GT) yang berlayar dari arah Kalimantan menuju Jakarta itu dilaporkan nelayan menabrak terumbu karang di perairan Legon Cikmas, Desa Karimunjawa di titik koordinat Gosong Seloka pada 9 Februari 2023.
Lokasi kerusakan terumbu karang di zona tradisional perikanan ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ).
Baca juga: Kapal Perang KRI Makassar Angkut 20 Truk BBM dan Sembako Tiba di Karimunjawa, Ini Kata Warga
"Karena angin kencang kapal Serasi IX ini singgah berlindung dan berkomunikasi dengan pemandu lokal untuk dipandu masuk ke perairan Karimunjawa. Entah kenapa terjadilah kecelakaan ini. Kerusakan terumbu karang di kedalaman 1 meter lebih. Kapal kosong tidak angkut barang, hanya sejumlah orang crew," kata Zakaria yang Tokoh masyarakat Karimunjawa saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Rabu (15/2/2023).
Menyikapi aduan kerusakan terumbu karang tersebut, kata Zakaria, para pegiat lingkungan Karimunjawa selanjutnya membentuk tim survei untuk kroscek lapangan. Sebagian yang dilibatkan melakukan snorkeling untuk memastikan sebaran kerusakan terumbu karang sekaligus mendokumentasikannya.
"Kedalaman anjungan kapal 1,2 meter, kedalaman buritan 2,4 meter dan panjang kapal 80 meter. Hasil pengukuran kerusakan terumbu karang panjang total 27,7 meter, lebar 9,30 meter, lebar 3,40 meter, lebar 2,70 meter, dan 2 meter," terang Zakaria.
Menurut Zakaria, kerusakan terumbu karang akibat kapal-kapal yang bersandar di Karimunjawa, terjadi tiga kali setiap tahunnya. Umumnya kapal-kapal bersanda karena kondisi mendesak seperti cuaca ekstrem, gangguan mesin dan kepentingan lainnya
Terakhir ini, bodi kapal Serasi IX yang singgah di perairan Legon Cikmas diduga secara tak sengaja menabrak terumbu karang.
"Sudah sejak tahun 2000 an, kapal-kapal yang singgah rentan merusak terumbu karang. Baik kapal tongkang, kargo, LCT dan lainnya. Setahun dua kali, bahkan tiga kali merusak terumbu karang. Ini karena singgah ngawur tanpa panduan yang jelas. Kalau kapal serasi IX baru kali ini," kata Zakaria.
Dijelaskan Zakaria, sesuai regulasi, wilayah TNKJ merupakan zona merah untuk kapal berlabuh.
Baca juga: Kapal Perang KRI Makassar Angkut BBM dan Logistik KRI ke Karimunjawa
"Kecuali jika kapal singgah karena urgent dan harus koordinasi dengan pemandu lokal yang tahu alurnya. Kalau cuma melintas sih tak akan merusak terumbu karang. Yang jadi masalah kapal kandas atau singgah tak tahu alur, belum juga kerusakan dari jangkarnya," jelas Zakaria.
Kini Zakaria dan para pegiat lingkungan Karimunjawa lainnya berharap ada solusi terbaik menyoal kesibukan kapal-kapal yang berpotensi merusak terumbu karang. Adapun terkait kasus kapal Serasi IX sudah dikoordinasikan dengan Balai Taman Nasional Karimunjawa.
"Jika dibiarkan keeksotisan Karimunjawa hanya tinggal cerita. Banyak sekali terumbu karang purba di Karimunjawa yang wajib dilestarikan. Kami pun berencana melaporkan kerusakan lingkungan ini ke Krimsus Polda Jateng," pungkas Zakaria.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.