Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditabrak Kapal LCT, Terumbu Karang Sepanjang 27,7 Meter di Karimunjawa Rusak

Kompas.com - 15/02/2023, 14:11 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

JEPARA, KOMPAS.com - Kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) sepanjang 80 meter diduga telah merusak keberadaan terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Aktivis Lingkungan Karimunjawa Bambang Zakaria menyampaikan kapal "Serasi IX" ukuran 790 gross tonnage (GT) yang berlayar dari arah Kalimantan menuju Jakarta itu dilaporkan nelayan menabrak terumbu karang di perairan Legon Cikmas, Desa Karimunjawa di titik koordinat Gosong Seloka pada 9 Februari 2023.

Lokasi kerusakan terumbu karang di zona tradisional perikanan ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ).

Baca juga: Kapal Perang KRI Makassar Angkut 20 Truk BBM dan Sembako Tiba di Karimunjawa, Ini Kata Warga

"Karena angin kencang kapal Serasi IX ini singgah berlindung dan berkomunikasi dengan pemandu lokal untuk dipandu masuk ke perairan Karimunjawa. Entah kenapa terjadilah kecelakaan ini. Kerusakan terumbu karang di kedalaman 1 meter lebih. Kapal kosong tidak angkut barang, hanya sejumlah orang crew," kata Zakaria yang Tokoh masyarakat Karimunjawa saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Rabu (15/2/2023).

Menyikapi aduan kerusakan terumbu karang tersebut, kata Zakaria, para pegiat lingkungan Karimunjawa selanjutnya membentuk tim survei untuk kroscek lapangan. Sebagian yang dilibatkan melakukan snorkeling untuk memastikan sebaran kerusakan terumbu karang sekaligus mendokumentasikannya.

"Kedalaman anjungan kapal 1,2 meter, kedalaman buritan 2,4 meter dan panjang kapal 80 meter. Hasil pengukuran kerusakan terumbu karang panjang total 27,7 meter, lebar 9,30 meter, lebar 3,40 meter, lebar 2,70 meter, dan 2 meter," terang Zakaria.

Menurut Zakaria, kerusakan terumbu karang akibat kapal-kapal yang bersandar di Karimunjawa, terjadi tiga kali setiap tahunnya. Umumnya kapal-kapal bersanda karena kondisi mendesak seperti cuaca ekstrem, gangguan mesin dan kepentingan lainnya

Terakhir ini, bodi kapal Serasi IX yang singgah di perairan Legon Cikmas diduga secara tak sengaja menabrak terumbu karang.

"Sudah sejak tahun 2000 an, kapal-kapal yang singgah rentan merusak terumbu karang. Baik kapal tongkang, kargo, LCT dan lainnya. Setahun dua kali, bahkan tiga kali merusak terumbu karang. Ini karena singgah ngawur tanpa panduan yang jelas. Kalau kapal serasi IX baru kali ini," kata Zakaria.

Dijelaskan Zakaria, sesuai regulasi, wilayah TNKJ merupakan zona merah untuk kapal berlabuh.

Baca juga: Kapal Perang KRI Makassar Angkut BBM dan Logistik KRI ke Karimunjawa

"Kecuali jika kapal singgah karena urgent dan harus koordinasi dengan pemandu lokal yang tahu alurnya. Kalau cuma melintas sih tak akan merusak terumbu karang. Yang jadi masalah kapal kandas atau singgah tak tahu alur, belum juga kerusakan dari jangkarnya," jelas Zakaria.

Kini Zakaria dan para pegiat lingkungan Karimunjawa lainnya berharap ada solusi terbaik menyoal kesibukan kapal-kapal yang berpotensi merusak terumbu karang. Adapun terkait kasus kapal Serasi IX sudah dikoordinasikan dengan Balai Taman Nasional Karimunjawa.

"Jika dibiarkan keeksotisan Karimunjawa hanya tinggal cerita. Banyak sekali terumbu karang purba di Karimunjawa yang wajib dilestarikan. Kami pun berencana melaporkan kerusakan lingkungan ini ke Krimsus Polda Jateng," pungkas Zakaria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com