Namun jika tidak ada lem untuk menutup kebocoran ban ini, mereka akan mengikat bagian ban dalam yang bocor agar bisa dipompa.
Risiko perjalanan ini dialami tidak hanya saat mudik saja, namun juga dirasakan pada hari-hari biasa, karena kondisi medannya sama.
Salah seorang warga Pinogu, Taufik Nadjamuddin menjelaskan rute yang sangat berisiko dalam perjalanan ke Pinogu adalah di titik Pogambango. Di lokasi ini sering terjadi longsor yang menutup jalan yang lebarnya hanya beberapa centimeter saja.
“Jalan yang susah dilalui yaitu di titik Pogambango yang sering longsor, di Titik Sabua 4 sangat berlumpur, Sabua 8, Sabua 10, Sabua 11, dan Sabua 12 masih banyak yang berlumpur,” ujar Taufik Nadjamuddin.
Bagi para pemudik asal Kecamaatn Pingu ini, perjalanan berat dengan risiko tinggi tetap menjadi momen pulang kampung yang penting. Keinginan untuk berkumpul berasma keluarga telah mengalahkan segalanya.
“Silaturahmi itu penting, apalagi kami berasal dari daerah Pinogu yang masih mengedepankan rasa kekeluargaan,” ujar Taufik Nadjamuddin.
Baca juga: Cerita Warga Ancol Mudik ke Pemalang Pakai Motor Gerobak, Bisa Hemat Bensin
Menurut Taufik Nadjamuddin para pemudik asal Pinogu biasanya membawa keperluan bahan pokok yang akan dinikmati bersama keluarga. Kebersamaan untuk berhari raya Idul Fitri dengan keluarga menjadi tujuan utama para pemudik.
“Setiap daerah punya tantangan dan suka duka tersendiri, semuanya wajib disyukuri,” ujar Taufik Nadjamuddin.
Momen mudik untuk bersilaturahmi di hari raya Idul Fitri oleh masyarakat Pinogu ini telah mengalahkan risiko dan lelah di perjalanan panjangnya. Keluarga adalah tempat yang paling nyaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.