KOMPAS.com - Tradisi Syawalan dilakukan pada bulan syawal pada masyarakat di sejumlah daerah.
Tradisi Syawalan atau Lebaran Ketupat merupakan salah satu bentuk rasa syukur untuk mengakhiri bulan Ramadhan maupun puasa syawal.
Syawalan berasal dari bahasa Arab "Syawal" yang mendapat akhiran "an" sehingga menjadi Syawalan.
Sejumlah daerah mengelar Syawalan dengan beragam tradisi yang pada umumnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Berikut ini adalah beberapa tradisi Syawalan di Indonesia
Masyarakat Pasuruan, Jawa Timur, selalu menyambut Lebaran Ketupat dengan meriah.
Ada tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu berparahu di sepanjang pesisir Lekok, Pasuruan.
Baca juga: Riuhnya Tradisi Syawalan di Berbagai Daerah di Indonesia
Perahu akan tampil berbeda pada tradisi Syawalan, yakni penuh hiasanya dengan rumbai-rumbai dan bendera berwarna-warni.
Perayaan lainnya berupa tarik tambang, tari nelayan, dan skilot atau ski di atas lumpur.
Sesaji Rewanda dilakukan oleh masyarakat Talun Kacang, Kelurahan Kandri, Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sesaji yang dilakukan pada tanggal 3 Syawal tersebut sebagai bentuk wujud syukur kepaada Tuhan Yang Maha Esa atas keselamatan, berkah, dan rezeki.
Cara penyampaian sesaji dengan memberi makan kera ekor panjang, penghuni Goa Kreo.
Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, kera ekor panjang Goa Kreo membantu Sunan Kalijaga yang mengambil kayu di hutan untuk membangun Masjid Agung Demak.
Tradisi ketupat tauge atau ketupat jembut adalah bagi-bagi ketupat yang berisi tauge menyerupai rumput.
Perayaan yang berlangsung secara turun-temurun ini dilakukan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri di Kota Semarang.
Perayaan biasanya diawali dengan pesta petasan selepas subuh, tradisi ini selalu dinanti-nanti oleh anak-anak yang berebut ketupat dan juga uang yang dibagikan oleh masyarakat.
Ketupat tauge memiliki ciri khas berupa rasanya yang kuat karena telah diberi bumbu saat pengolahan, sehingga ketupat dapat langsung dimakan tanpa ditambah sayur lainnya.
Terater merupakan Lebaran Ketupat yang dilakukan tidak pada tanggal 1 Syawal melainkan 7 Syawal setelah selesai melaksanakan puasa sunah Syawal.
Tradisi Syawal masyarakat Madura ini dilakukan dengan memasak ketupat dan opor ayam atau ayam goreng.
Baca juga: Seperti Ini Tradisi Syawalan Beberapa Daerah di Indonesia
Menu Lebaran Ketupat dan opor ayam tersebut tidak langsung disantap melainkan dibawa ke masjid atau mushola.
Setelah makanan terkumpul, masyarakat biasanya shalat jamaah di masjid atau mushola dilanjutkan dengan doa bersama. Usai berdoa, makanan disajikan kepada yang membaca doa.
Ritual yang terus dipelihara ini merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan melanjutkan puasa selama enam hari setelah puasa Ramadhan.
Tradisi tersebut tetap digelar meskipun tidak semua warga mampu melanjutkan puasa selama enam hari.
Makanan juga dibagikan kepada masyarakat miskin, orang jompo, dan janda tua yang tidak mampu memasak ketupat dan opor.
Tradisi Syawalan di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, dilakukan seminggu setelah lebaran di setiap tahunnya.
Tujuan tradisi Syawalan tersebut untuk mendoakan para ulama yang telah menyebarkan agama Islam di wilayah Kendal, Jawa tengah, salah satunya KH Asyari atau yang dikenal dengan sebutan Kiai Guru.
Komplek Jabal Kaliwungu banyak terdapat makam wali, sehingga banyak masyarakat Kendal maupun dari luar kota yang datang untuk mendoakan para wali di tempat itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.