Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Batu Bara di Bawah Pasar, 3 Perusahaan di Nunukan Stop Produksi, PHK 286 Karyawan

Kompas.com - 17/04/2023, 23:00 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Tiga perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Site Sebakis, Nunukan, Kalimantan Utara, masing masing PT Pipit Intis, PT Pipit Mutiara Raya, dan PT Anjas Anita Jaya, menghentikan produksi akibat mutu batu bara yang dihasilkan di bawah standar pasar.

Imbasnya, ada sekitar 286 karyawan yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan bertahap, mulai 20 Maret 2023, berlanjut di 31 Maret 2023 dan terakhir pada 5 April 2023.

Baca juga: Stockpile Batu Bara Sumsel di Lampung, Hanya Beri Pencemaran tapi Nihil Konstribusi

Kepala Bidang Hubungan Industrial (HI) pada Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Nunukan, Marselinus mengatakan, gelombang PHK karyawan akibat kondisi perusahaan yang tak mampu lagi berproduksi sudah dilaporkan ke Disnakertrans Nunukan.

‘’Kita melakukan pertemuan dengan manager HRD, kita mendengar detail penjelasan kondisi perusahaan yang mengharuskan memberhentikan karyawan. Kita kaji dan alasan bisa diterima, akhirnya kita lakukan pendampingan terhadap prosedur PHK yang dilakukan,’’ujarnya, Senin (17/4/2023).

Disnakertrans juga mengantongi semua nama karyawan yang terkena PHK dan memastikan kewajiban perusahaan untuk menggaji mereka sampai dengan memberikan hak pesangon telah terpenuhi dan tertunaikan.

‘’Semua sudah sesuai prosedur, bahkan perusahaan juga memberikan THR bagi para pekerja yang terkena PHK. Kami pastikan hak para karyawan tidak ada masalah,’’tambahnya.

Baca juga: Polisi Tembak Mati Pencuri Batu Bara di Muara Berau, Propam Polda Kaltim Dalami SOP Penembakan

Marselinus mengatakan, PHK yang dilakukan tentu berpotensi pengangguran.

Namun demikian, mayoritas pekerja yang terkena PHK merupakan pekerja tambang yang memiliki skill tertentu dan berasal dari luar Nunukan.


Kondisi ini, menjadi salah satu pekerjaan rumah Disnakertrans yang memang seharusnya bisa bersinergy dengan investor untuk pelatihan meningkatkan kualitas SDM lokal, agar mereka tidak hanya menjadi pekerja tingkat dasar.

‘Kita butuh mengasah skill masyarakat tempatan, melatih mereka supaya minimal bekerja di level menengah, bukan di strata dasar yang identik dengan kerja kasar,’’kata Marselinus.

Sejauh ini, pihak perusahaan juga masih menunggu investor yang mau diajak bekerja sama, ataupun pemilik perusahaan tambang batu bara agar bisa meningkatkan kualitas batu bara yang mereka tambang.

Biasanya, kata Marselinus, ketika hasil tambang di-blend atau dicampur dengan olahan tambang batu bara lain akan menurunkan kadar sulfur dan bisa memenuhi standar permintaan buyer/pasar.

‘’Dengan berhentinya produksi, perusahaan tentu tidak mampu mencukupi finansial. Adapun pekerja yang masih aktif, dimaksudkan untuk mengerjakan kewajiban reklamasi pasca tambang saja sekarang,’’kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com