Beranjak dari Mata Air Hodo, perjalanan menuju Situs Doro Bente membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Doro Bente merupakan sebutan penduduk lokal untuk mengenali kerucut parasit di selatan Gunung Tambora.
Puncak tertinggi situs ini berada pada ketinggian 77 meter di atas permukaan laut. Tersusun dari bebatuan dan endapan material gunung api Tambora.
Situs ini membentang kokoh di tengah Padang Sabana Doro Ncanga. Dari citra udara bentuknya terlihat seperti permukaan rembulan yang menghadap Teluk Saleh.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Jalur Pendakian Gunung Tambora Ditutup
Penggiat Sejarah Dompu, Nurhaedah menjelaskan, tempat ini dulunya sebuah benteng kerajaan dan areal permukiman warga yang terkubur letusan Gunung Tambora.
Hal itu diperkuat sejumlah temuan arkeolog berupa pecahan gerabah, keramik, mata panah hingga tulang belulang hewan.
"Sudah diteliti, ada jejak kehidupan di Doro Bente. Saya menganggap itu sisa peninggalan Kerajaan Pekat yang terkubur," kata Nurhaedah.
Situs Doro Bente hanya berjarak sekitar 200 meter dari jalan raya. Di pintu masuk terdapat papan informasi yang menyebutkan bahwa tempat ini sebagai Geopark Gunung Tambora.
Berkendara mendekati Doro Bente di atas gundukan Sabana Doro Ncanga, tempat ini terlihat lengang dari aktivitas manusia. Hanya gerombolan ternak yang tampak sibuk merumput.
Setelah tiba dan beberapa menit mendaki, melewati susunan batuan hitam menuju puncak tertinggi Situs Doro Bente, mata akan dimanjakan dengan pemandangan laut Teluk Saleh yang menakjubkan.
Dari puncak tertinggi situs ini, susunan bebatuan tampak melengkung seperti bulan sabit dengan ketinggian melandai dan menganga pada bagian selatan.
Di sekelilingnya terhampar luas padang Sabana Doro Ncanga yang indah, dan jauh di bagian utara tampak samar oleh kabut puncak Gunung Tambora.