Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 3 Kerajaan yang Terkubur Saat Tambora Meletus

Kompas.com - 08/04/2023, 20:59 WIB
Junaidin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Tim Kompas.com akan melakukan Tapak Tilas 208 Tahun Letusan Tambora untuk menelusuri jejak letusan Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat. Nantikan persembahan tulisan berseri kami tentang dampak dahsyatnya letusan besar Tambora pada 10 April 1815.

DOMPU, KOMPAS.com - Letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada April 1815 silam diperkirakan menelan korban hingga mencapai 75.000 jiwa.

Sekitar 15.000 jiwa di antaranya menjadi korban saat awan panas dengan kecepatan 7.000 kilometer per jam itu menghancurkan hutan, perkebunan, dan disebut-sebut mengubur tiga kerajaan.

Adalah Kerajaan Tambora, Pekat, dan Sanggar yang terkubur letusan paripurna gunung api di Semenanjung Sanggar ini.

Baca juga: Kiamat Tambora, April 1815

Dari tiga kerajaan yang berdiri kokoh di lereng Gunung Tambora, hanya Kerajaan Sanggar yang masih terekam jejaknya sampai 208 tahun usia letusan gunung tersebut.

Sementara letak dua kerjaan lain yakni Pekat dan Tambora sampai saat ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan

"Kerajaan Sanggar semula berada di Boro. Karena letusan Tambora, pusat kerajaan ini berpindah ke Kore. Bahkan, Raja Sanggar saat itu sampai mengungsi ke Nggembe, Bima," kata Penggiat Sejarah Bima, Fahrurizki.

Kerajaan Sanggar bertahan dengan jumlah penduduk yang sekitar 275 jiwa, sedangkan 1.100 jiwa meninggal akibat letusan hebat Gunung Tambora.

Baca juga: Laporan Owen Philips dan Bencana Kelaparan Pasca-letusan Tambora 1815

Jejak peninggalan Kerajaan Sanggar masih bisa dijumpai hingga saat ini, seperti bendera kerajaan, kopiah kebesaran raja, makam raja, foto-foto masa lalu, dan pusaka.

Benda-benda itu kini tersimpan disebuah rumah warga yang dijadikan museum oleh garis keturunan Kerajaan Sanggar.

"Jumlah penduduk Kerajaan Sanggar sebelum letusan Tambora, tahun 1808 ada 2000 jiwa dan tahun 1815 sebanyak 2200 jiwa, setelah letusan bertahan hanya sekitar 200 jiwa," ungkap Fahrurizki.

Gunung Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Kamis (6/4/2023). Sumber: BTN Tambora. Gunung Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Kamis (6/4/2023). Sumber: BTN Tambora.

Hans Hagerdal dalam bukunya Held's History of Sumbawa mencatat mengenai pemegang tampuk kekuasaan semasa kejayaan tiga kerajaan sebelum dan pasca-letusan Tambora, 1815.

Sebelum tahun 1701-1704, Raja Sanggar yang bertahta saat itu bernama Hasanuddin. Pada tahun 1704-1708 kemudian dipimpin Raja Daeng Ngaseng. Dari tahun 1708 tampuk kekuasaan berpindah ke NN, namun akhir kekuasaannya tidak tercatat.

Sebelum tahun 1724-1740 Kerajaan Sanggar lalu dipimpin oleh Raja Abdul Saleh. Tahun 1740-1747 kemudian dikuasai Raja Abdul Muhammad Daeng Manaba.

Sementara pada 1765-1781 tampuk kekuasaan itu berpindah ke Raja Muhammad Syah Jahan. Dari 1781-1783 kemudian dipimpin oleh Raja Datu Daeng Madenjung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com