Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Rombengan di Perbatasan RI Segera Ditutup, Bupati: Sikap Kami Tegak Lurus dengan Arahan Presiden

Kompas.com - 06/04/2023, 17:17 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Bupati Nunukan, Kalimantan Utara, Asmin Laura Hafid, mewanti wanti para pedagang rombengan untuk segera menghabiskan dagangannya dan melarang mereka kulakan, atau kembali memesan dan berbelanja ballpress (pakaian bekas).

"Hasil keputusan rapat kita dengan Forkopimda, tegak lurus dengan arahan Presiden. Ballpress, sama sekali dilarang masuk," kata Laura, pada Kamis (6/4/2023).

Laura juga meminta agar para pengecer, segera menghabiskan dagangannya, dan mengimbau agar tidak lagi kulakan, atau memesan barang cakar (cap karung) dari Malaysia.

Laura tidak membantah, jika penutupan ataupun larangan menjual pakaian rombengan impor, berimbas pada mata pencaharian ratusan pedagang rombengan.

Baca juga: Saat Bupati Nunukan Tanyakan Cara Main Judi To Duri dan Terkejut karena HP yang Dimusnahkan Meledak

Pasar barang rombengan di daerah Pasar Baru, yang selama ini menjadi pusat perdagangan rombengan impor di Nunukan, terancam ditutup.

Hal tersebut bakal menciptakan pengangguran baru. Padahal, para pedagang rombengan sudah berkecimpung dalam usaha tersebut cukup lama.

"Sudah kami minta mereka alihkan kerjanya dengan mengambil barang-barang misalnya dari Tanah Abang, atau komoditi lainnya, sesuai peraturan perundang-undangan," ujar dia.

Bagaimanapun, lanjut dia, Kementerian Perdagangan RI telah melarang bisnis thrifting sesuai dengan perintah Presiden Jokowi.

Larangan itu mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.

 

Pemerintah beralasan bahwa pakaian bekas impor menimbulkan penyakit, jamur, dan lainnya.

Bisnis rombengan juga menjadi alasan melesunya UMKM Tekstil di tanah air.

Selain itu, Indonesia bukanlah tempat sampah pakaian bekas negara lain.

"Solusi Pemkab Nunukan hanya meminta agar pedagang beralih dengan menjual barang yang tidak bertentangan dengan aturan. Kan ada KUR juga, itu bisa menjadi jalan modal mereka," imbuh Laura.

Baca juga: Dugaan Pelecehan Seks di Kalangan Santri, Dinsos Nunukan Segera Telusuri

Mendukung kebijakan ini, aparat keamanan juga disiagakan di titik titik strategis yang menjadi lokasi masuknya rombengan asal Malaysia.

"Mengenai sampai kapan batas waktu agar pedagang segera menghabiskan dagangannya, intinya kami minta secepatnya. Kami ketatkan pengamanan di perbatasan, enggak boleh masuk lagi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Regional
Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Regional
Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Regional
Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Regional
Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Regional
Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Regional
Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Regional
Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Regional
Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Regional
Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com