Setelah korban pamit pergi tersebut, dirinya mengaku tak pernah berkomunikasi selama hampir setahun terakhir.
Bahkan kedua korban juga tidak memberi kabar ke dua orang anaknya yang berada di rumah.
“Untuk komunikasi ke saya juga engga dan anaknya juga enggak,” ucap dia. Helmi mengatakan, korban sendiri memiliki anak dua orang.
Dia mengaku mengetahui kabar adik dan iparnya menjadi korban korban pembantaian oleh dukun bernama Slamet Tohari dari anak korban.
Saat itu anak korban mengaku bahwa mendapatkan informasi tersebut dari sanak saudaranya yang berada di Solo.
“Pas saya subuh buka berita di Google terkait kabar beritanya,” jawab dia.
Baca juga: Tak Ingat Nama 12 Korbannya, Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Mengaku Membunuh Sejak Tahun 2020
Diberitakan sebelumnya, total terdapat 12 jasad yang ditemukan terkubur di kebun milik Mbah Slamet. Delapan di antaranya berjenis kelamin laki-laki dam empat lainnya perempuan.
Mereka tewas setelah meminuman campuran minuman ringan, potas, dan obat penenang.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain, Tri Purna Jaya| Editor : Khairina, Reni Susanti), TribunLampung.co.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.