KOMPAS.com - Tohari (45) alias Mbah Slamet mengajak korbannya ritual sebelum dibunuh di lahan miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Saat dihadirkan di lokasi, Mbah Slamet melakukan perbuatan keji itu karena terlilit utang.
"Uangnya untuk membayar utang dan kebutuhan sehari-hari," tutur dia kepada Tribunjateng.com, Selasa (4/4/2023).
Menurutnya ritual dimulai pukul 19.30 WIB. Namun korban diajak dari rumahnya ke lokasi sejak pukul 16.00 WIB.
"Kalau kemalaman takut. Jadi berangkatnya agak sorean. Prosesi ritual sekira satu jam. Ritualnya cuma ngobrol-ngobrol saja," tuturnya.
Baca juga: Tak Ingat Nama 12 Korbannya, Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Mengaku Membunuh Sejak Tahun 2020
Dikatakannya, korban diajak ke lokasi ritual menggunakan kendaraan miliknya untuk menghilangkan jejak.
"Jadi ke tempat saya naik bus. Kalau korban bawa kendaraan tidak berani, nanti bisa ketahuan," kata dia.
Dia tidak menepis korbannya diberi minum yang telah dicampuri obat potasium dan obat penenang.
Korban tidak bisa berbuat apapun setelah meminum minuman tersebut.
"Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa," imbuhnya.
Menurutnya, obat dicampurkan ke minuman sangat ampuh mematikan korbannya. Bahkan korban tidak berteriak setelah meminum air yang diberikannya.
"Jadi korban dikubur setelah betul-betul mati. Kalau belum ya tidak bisa dikubur," ujarnya.
Baca juga: Polisi Identifikasi 3 Korban Pembunuhan Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang, Asal Sukabumi dan Lampung
Mbah Slamet memiliki kaki tangan yakni BS yang bertugas membantu mempublikasikan melalui media sosial.
Di Facebook, BS menginformasikan bahwa Slamet adalah orang pintar yang bisa menggandakan uang.
BS juga yang mempertemukan korban terakhir, Paryanto dengan Mah Slamet. Mbah Slamet menyebut BS tidak tahu jika dirinya melakukan pembunuhan.