Untuk menjalankan rencana pelarian diri ini, yang akan dijalankan menjelang akhir 2021, Awe mengaku kembali menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan.
Selama tiga hari bekerja di tempat baru, Awe mendapatkan kesempatan menghubungi anak majikannya yang merupakan polisi.
Dari komunikasi ini, polisi akhirnya mendatangi kediaman majikan Awe bekerja, dan langsung mengamankannya.
Namun sebelum dibawa ke kantor polisi, Awe juga menuturkan polisi juga telah mengamankan dua temannya di dua lokasi berbeda.
Baca juga: Pengiriman 3 TKI Ilegal ke Malaysia via Riau Digagalkan, 1 Pelaku Ditangkap
Setelah tiga hari berada di tahanan kantor kepolisian setempat, Awe kemudian dipindahkan menuju Rumah Tahanan (Rutan).
Di sini ia mengakui bahwa banyak tahanan merupakan pekerja asal Indonesia, yang juga kurang mendapat perhatian dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
“Kondisi sel sempit, kotor, dan baunya itu sangat menyengat. Banyak orang Indonesia di sana yang merupakan pekerja. Orang Indonesia terkenal karena masa penahanannya pasti lama. Bahkan beberapa sipir sempat bercanda, kalau dijemput oleh pemerintah pasti mereka akan keluar,” ungkap Awe.
Selama 20 hari menjalani status sebagai tahanan, Awe dan dua temannya akhirnya dijemput oleh KBRI Jeddah.
Ketiga orang ini kemudian dibawa untuk menunggu waktu kepulangan bersama 188 PMI non-prosedural di Arab Saudi.
Awe menjelaskan, mengalami kejadian ini hanya dalam waktu sembilan bulan, setelah menerima tawaran dari perusahaan penyalur tenaga kerja yang berada di Indonesia.
Baca juga: Safe Migran Batam Dituding Jadi Penampungan TKI Ilegal, Polisi Telusuri Kisruh Tersebut
Alasannya, dalam perjalanan mencari penghasilan, Awe kerap mendapat perlakuan tidak manusiawi dari perusahaan penyalur di Arab, dan tidak pernah menerima gaji.
“Saya kan ke sana memang niatnya mencari nafkah bagi keluarga. Kalau sudah seperti itu, buat apa saya bertahan di sana. Walau jalan untuk kembali itu berat, namun saya harus lalui itu untuk selamat,” kata Awe.
Setelah selamat menjadi salah satu korban perdagangan manusia ini, Awe sendiri juga mengingatkan agar para calon buruh migran tidak langsung terpedaya akan tawaran yang diberikan oleh perusahaan penyalur.
“Saya mungkin termasuk orang beruntung, kalau tidak ada bantuan dari anak majikan saya, mungkin saya tidak tahu jadi apa saya hingga saat ini,” pungkas Awe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.