KOMPAS.com - Mulyadi (46), warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, diduga menjadi salah satu korban pembunuhan dukun pengganda uang, Tohari (45) alias Mbah Slamet.
Menurut polisi, Mulyadi dikubur bersama seorang perempuan yang disebut sebagai kekasihnya di liang nomor lima.
"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya dikubur di liang yang sama," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi di kantornya,Kota Semarang, Rabu (5/4/2023).
Ia menyebut mayat korban lainnya dikubur oleh tersangka ke dalam beberapa liang.
Menurut pengakuan tersangka, korban Paryanto (53) asal Sukabumi dikubur di liang nomor 1.
Satu warga asal Gunung Kidul laki-laki dikubur di liang nomor 2. Dua warga Tasikmalaya laki-laki dan perempuan dikubur di liang nomor 3.
Dua warga Jakarta laki-laki dan perempuan dikubur liang nomor 4.
Dua warga Palembang atas nama saudara Mulyadi dikubur liang sama bersama kekasihnya di liang nomor 5. Sementara dua warga Jogja dikubur di liang sama di liang nomor 6.
"Tiap dua jenazah Dikubur di lima liang berbeda. Sisanya ada di tiap satu liang," imbuh Kapolda.
Dua belas mayat telah diperiksa oleh tim forensik Polda JawaTengah. Dan sembilan mayat di antaranya sudah dimakamkam secara layak pada Selasa (4/4/2023).
Sejauh ini baru dua korban pembunuhan Mbah Slamet yang teridentifikasi yakni Mulyadi asal Palembang dan Paryanto, warga Sukabumi.
Semetara sembilan korban lainnya masih belum teridentifikasi. Mulyadi diketahui hilang setelah mengunjungi rumah Mbah Slamet pada Oktober 2021.
Sebelum hilang, ia sempat share location ke sang adik. Pihak keluarga pun sempat mencari keberadaan Mulyadi termasuk menemui Mbah Slamet, namun hasilnya nihil.
Sementara Paryanto merupakan korban terakhir yang pada gilirannya mengungkap kasus pembunuhan berantai ini.
Sebelum minum racun dari Mbah Slamet, ia sempat WA anaknya, mengabarkan lokasi ia berada.