Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rama Permana
Peneliti

Kandidat Doktoral bidang Transportasi Pariwisata Bournemouth University, Peneliti di Center for Policy and Public Management SBM ITB Jakarta

Turis Bermotor dan Kebangkitan Pariwisata Bali

Kompas.com - 01/04/2023, 07:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BEBERAPA pekan terakhir, ulah oknum wisatawan mancanegara (wisman) di Bali banyak disorot. Di antaranya, menyoal kepatuhan berlalu lintas, seperti plat nomor palsu, tidak menggunakan helm dan baju, dan nihil izin mengemudi.

Sejak awal tahun ini saja, sudah lebih dari seribu wisman di Bali terjaring tilang. Buntutnya, wisman berencana dilarang untuk menyewa motor.

Wacana larangan sewa motor bagi wisman akan menjadi bumerang bagi pelaku pariwisata. Saat ini motor menjadi juru selamat wisatawan untuk menghindari kemacetan dan mengakses destinasi hidden gem.

Melarangnya justru berpotensi kontra produktif bagi industri pariwisata yang sedang bangkit. Masalah wisman bermotor ini menjadi kesempatan berbagai pemangku kepentingan untuk meninjau ulang tantangan dan potensi Pariwisata Bali.

Kebangkitan Pariwisata

Panorama persawahan di Desa Ubud, Bali.Dok. Indonesia Travel Panorama persawahan di Desa Ubud, Bali.
Bali telah didesain sebagai jantung pariwisata nasional sejak awal era Orde Baru. Tumbuh secara kontinyu, lebih dari 6 juta wisman datang ke Bali sepanjang tahun 2019, sebelum dihantam pandemi.

Setelah hanya mengandalkan turis domestik tahun 2021, kunjungan wisman ke Bali menurut BPS mencapai lebih dari 2 juta orang pada 2022 lalu.

Kunjungan wisman ke Bali yang perlahan pulih menjadi momentum kebangkitan pariwisata nasional.

Namun, pola tujuan wisata berubah ke arah pariwisata pedesaan yang jauh dari keramaian dan identik dengan bentang alam. Salah satu jenisnya adalah desa wisata yang dibangun oleh komunitas warga lokal.

Di Bali, diskursus pariwisata berbasis komunitas sudah muncul sejak 1990-an. Tren pariwisata pedesaan ini sejalan dengan program desa wisata dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Kemenparekraf mendorong pariwisata berkelanjutan, yang berwawasan lingkungan, lebih personal, lokal, customized, dan smaller in size.

Aksesibilitas Pariwisata Pedesaan

Praktik menyewa motor di daerah wisata bukan eksklusif terjadi di Bali saja. Beberapa destinasi wisata juga menawarkan moda transportasi serupa seperti Santorini, Yunani dan Roma, Italia.

Jalan yang sempit menjadi alasan wisatawan untuk turut menggunakan motor seperti warga lokal.

Di Bali, faktor kemacetan juga menjadi daya tarik motor dibanding mobil. Lebar jalan di perkotaan Bali sebenarnya layak diakses mobil. Namun, beberapa destinasi pariwisata pedesaan mengandalkan wisman pemotor karena keterbatasan aksesibilitas, seperti jalan yang sempit.

Begitu pula dengan pengusaha penyewaan motor yang mengandalkan mereka. Di sisi lain, wisman juga berpikiran serupa, agar waktu mereka efisien untuk menjelajah Bali.

Membangun atau melebarkan jalan untuk mobil demi meningkatkan akses pariwisata pedesaan tidak selalu baik. Penyediaan infrastruktur perlu mempertimbangkan daya dukung dan kapasitas destinasinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com