Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Ledakan di Magelang, 11 Rumah Hancur hingga 1 Orang Tewas Saat Korban Racik 7,5 Kg Bahan Petasan

Kompas.com - 28/03/2023, 11:51 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Suara ledakan keras mengejutkan warga Dusun Junjungan, Desa Giriwarno, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Minggu (26/3/2023) pukul 20.10 WIB.

Ledakan berasal dari rumah milik Mufid (33) yang sehari-hari dikenal sebagai tukang batu.

Sebelum terjadi ledakan, Mufid diduga sedang meracik 7,5 kilogram bahan-bahan petasan.

Ledakan tersebut membuat Mufid meninggal dunia. Sementara tiga orang lainnya luka-luka dan 11 rumah hancur.

Kepala Dusun Junjungan, Himawan bercerita saat ledakan terjadi, ia berada di rumah yang berjarak 3 rumah dari lokasi.

Baca juga: Ledakan Bahan Petasan di Magelang, Polisi Amankan Karung Berbau Belerang

Saat itu ia mengira ada ledakan tabung elpiji sehingga bersama warga mencari sumber ledakan. Ia bercerita kepulaan asap cukup tebal, bahkan kaca rumah dan masjid juga pecah.

"Setelah dengar suara ledakan itu, terus ada kepulan asap lumayan tebal itu, warga langsung berlarian ke lokasi kejadian. Jalan sudah tertutup reruntuhan bangunan.Saya juga ke masjid memastikan yang di masjid. Ternyata juga kaca-kaca ada yang pecah dan sebagainya," ungkap Himawan.

Selain menewaskan pemilik rumah, ledakan tersebut membuat tiga korban mengalami luka-luka. Mereka adalah Nurhayah (41), Naela Janur (17) dan Nailatul (18) yang tinggal di sekitar TKP.

Kapolresta Magelang, Kombes Polisi Ruruh Wicaksono menjelaskan dari hasil olah TKP, petugas menemukan 1 karung plastik warna silver ukuran 65 x 50 centimeter yang sudah rusak dan mengeluarkan bau menyengat dari belerang.

Baca juga: Pemkab Magelang Akan Bantu Warga Terdampak Ledakan Bahan Petasan Pakai Anggaran Tak Terencana

Ruruh mengatakan dari keterangan saksi istri korban, suaminya sempat naik ke lantai dua sebelum terdengar ledakan.

"Atas keterangan daripada istri korban, korban sempat naik ke lantai dua rumahnya dan kemudian terjadi ledakan," terangnya.

Polda Jawa Tengah mengatakan korban Mufid memesan bahan petasan sebanyak 7,5 kilogram untuk diracik dan dijual, bahan itu antara lain sulfur, aluminium, dan lainnya.

Tubuh korban ditemukan tak utuh

Kapolda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Ahmad Luthfi (tengah) menunjukkan sejumlah barang bukti di lokasi meledaknya bahan petasan di Dusun Junjungan, Desa Giriwarno, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (27/3/2023),KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Kapolda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Ahmad Luthfi (tengah) menunjukkan sejumlah barang bukti di lokasi meledaknya bahan petasan di Dusun Junjungan, Desa Giriwarno, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (27/3/2023),
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jawa Tengah Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti memaparkan, tubuh korban ledakan bahan petasan ditemukan sudah tidak utuh di TKP.

"Kita temukan beberapa bagian tubuh di TKP, kemudian kita periksa juga yang di RSUD Muntilan. Satu bagian tubuh dari leher sampai perut dan lutut masih ada," kata Hastry, usai olah TKP di Dusun Junjungan, Senin (27/3/2023).

Menurut dia, bagian tubuh paling parah adalah kedua kaki karena paling dekat kontak dengan sumber ledakan.

Baca juga: Tubuh Korban Tewas akibat Ledakan Bahan Petasan di Magelang Ditemukan Tak Utuh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dituduh Jadi Cepu Polisi, Seorang Pria di Palembang Dikeroyok dan Disekap

Dituduh Jadi Cepu Polisi, Seorang Pria di Palembang Dikeroyok dan Disekap

Regional
Kisah Pilu Anak di Karawang Diperkosa Penjaga Sekolah dan Jadi Korban 'Bully' di Sekolah Sebelumnya

Kisah Pilu Anak di Karawang Diperkosa Penjaga Sekolah dan Jadi Korban "Bully" di Sekolah Sebelumnya

Regional
Suaminya Tewas Terbakar di Rumah, Istri Malah Sibuk Selamatkan Barang

Suaminya Tewas Terbakar di Rumah, Istri Malah Sibuk Selamatkan Barang

Regional
Gara-gara Oleng, Truk Tabrak Rumah di Solo

Gara-gara Oleng, Truk Tabrak Rumah di Solo

Regional
Cuaca Ekstrem, Warga Pulau Simuk Nias Krisis Makanan Pokok

Cuaca Ekstrem, Warga Pulau Simuk Nias Krisis Makanan Pokok

Regional
Cabuli Kekasih yang Masih di Bawah Umur, Pedagang di Ende Ditangkap

Cabuli Kekasih yang Masih di Bawah Umur, Pedagang di Ende Ditangkap

Regional
Polisi Ungkap Kasus 11 Kg Narkoba di Jawa Tengah, Diduga Jaringan Ferdy Pratama

Polisi Ungkap Kasus 11 Kg Narkoba di Jawa Tengah, Diduga Jaringan Ferdy Pratama

Regional
747 Rumah Ibadah di Mataram dan Lombok Barat Dibebaskan dari Tagihan Air Setahun

747 Rumah Ibadah di Mataram dan Lombok Barat Dibebaskan dari Tagihan Air Setahun

Regional
Selain Beras, Harga Bawang Putih di Semarang juga Naik dari Rp 25.000 Jadi Rp 40.000 Per Kg

Selain Beras, Harga Bawang Putih di Semarang juga Naik dari Rp 25.000 Jadi Rp 40.000 Per Kg

Regional
7 Petani di Lampung Diamankan Saat Eksekusi 892 Hektar Lahan Sawit, Pengacara: Mereka Mempertahankan Tanaman

7 Petani di Lampung Diamankan Saat Eksekusi 892 Hektar Lahan Sawit, Pengacara: Mereka Mempertahankan Tanaman

Regional
Kronologi Ibu 2 Anak di Jayapura Dibunuh Pria yang Baru Dikenal, Sempat Lari Minta Tolong

Kronologi Ibu 2 Anak di Jayapura Dibunuh Pria yang Baru Dikenal, Sempat Lari Minta Tolong

Regional
Pria di Kubu Raya Kalbar Cabuli Anak Kandung 16 Tahun Penyandang Disabilitas

Pria di Kubu Raya Kalbar Cabuli Anak Kandung 16 Tahun Penyandang Disabilitas

Regional
Karhutla Belum Padam, 9.948 Warga Palembang Terkena ISPA

Karhutla Belum Padam, 9.948 Warga Palembang Terkena ISPA

Regional
Lantik Pj Walkot Tanjungpinang, Gubernur Kepri: Orang Dekat Saya

Lantik Pj Walkot Tanjungpinang, Gubernur Kepri: Orang Dekat Saya

Regional
Potret Kekeringan di Desa Jurangjero Blora, Warga Harus Tunggu Setengah Jam jika Mata Airnya Habis

Potret Kekeringan di Desa Jurangjero Blora, Warga Harus Tunggu Setengah Jam jika Mata Airnya Habis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com