Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Jenang" Pengatur Makanan Suku Serawai, Mampu Deteksi Racun yang Dikirim Musuh

Kompas.com - 15/03/2023, 06:53 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Upacara adat baru selesai dibentang, para tetamu kehormatan terdiri dari pemimpin, tokoh terkemuka diarahkan menuju ruang khusus (pengujung) makan siang sembari diiringi musik tradisional.

Di pengujung terdapat seorang "jenang" mengenakan peci dan kain, memakai jas duduk bersila.

Para tamu undangan diminta duduk melingkar mengelilingi jenang. Saat lingkaran dinyatakan tersambung, datanglah pengantar makanan (daso) diberikan pada jenang lalu jenang membagikan makanan secara melingkar pula tepat di hadapan masing-masing tamu.

Baca juga: Pemda Seluma Bengkulu Hidupkan Kembali Tradisi Parut Kelapa Kuno

Biasanya yang pertama kali dibagikan secara melingkar adalah air cuci tangan, menyusul sambal, kue, 2 porsi nasi, gulai. Semua tamu harus mendapatkan item tersebut tidak boleh ada yang kurang.

Jenang merupakan petugas yang diamanahkan sebagai pengatur makanan dalam setiap acara pernikahan, akikah, dan ritual adat lainnya di masyarakat Suku Serawai, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

Jenang bertugas memastikan makanan harus bersih dari lalat, higienis, serta bebas serangan racun.

Baca juga: Aksi 52 Siswi SMP di Bengkulu Lukai Tangan Pakai Silet, Diduga Buat Konten hingga Diberi Pendampingan

Saat ritual mengatur makanan dilakukan, jenang tak boleh merokok. Jenang juga dituntut paham kondisi tamu yang akan makan.

Bagi tamu yang muda maka tak mengapa diberikan makanan agak keras. Sementara tamu yang sudah tua tak boleh diberikan makanan keras, mempertimbangan kemampuan mengunyah makanan.

Setelah semua hidangan tersedia berbentuk lingkaran maka Jenang akan memberi hormat pada tetamu penanda santapan diperbolehkan dinikmati. Sepanjang tamu makan, Jenang dituntut jeli melihat kebutuhan tamu. Saat itu posisi Jenang tetap berada dalam lingkaran.

Arlan, salah seorang Jenang Suku Serawai mengemukakan, Jenang merupakan warisan leluhur Suku Serawai setiap pesta terkhusus saat makan.

Tugas Jenang sejatinya berat. Sebab Jenang bertanggungjawab untuk memastikan makanan yang dihidangkan bersih, sehat, bebas dari gangguan.

"Pada zaman dahulu Jenang harus dilengkapi kemampuan gaib agar mampu mendeteksi makanan yang dihidangkan tidak diracun musuh. Maklum zaman dahulu membunuh lawan menggunakan racun masih sering terjadi. Jadi kalau ada tamu yang makan namun terkena racun maka Jenang harus bertanggungjawab," jelas Arlan.

Antisipasi serangan racun ini wajar menurut Arlan, mengingat biasanya tamu kehormatan yang makan adalah para raja atau pemimpin.

Selain itu, Jenang harus memastikan ketersediaan makanan hingga air minum. Saat tamu makan, jenang diperbolehkan makan. Uniknya, Jenang tidak boleh berhenti makan sebelum semua tamu selesai makan.

"Jadi kalau jadi Jenang maka makannya dikit-dikit saja, takut nanti kalau makan banyak kekenyangan sementara tamu belum ada yang selesai. Jenang yang duluan berhenti makan dianggap tidak sopan," ungkap Arlan.

Terakhir, saat tamu selesai makan, akan masuk hidangan berikutnya, yakni kopi dan rokok.

"Selama kopi dan rokok belum dihidangkan tidak boleh ada tamu dan Jenang yang merokok. Namun kalau kopi sudah dihidangkan pertanda sudah boleh merokok. Itu juga menandakan adab dan jamuan makan berakhir," demikian Arlan.

Ritual Jenang Suku Serawai ini muncul dalam Festival Kuliner Tradisional 2023 di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Senin (13/3/2023).

Bupati Seluma, Bengkulu, Erwin Octavian menyebutkan, Pemda Seluma saat ini menghidupkan kembali tradisi seperti jenang yang mulai luntur akibat perkembangan zaman.

"Saat ini jenang sudah jarang dipakai karena masyarakat sudah praktis, jenang digantikan tugasnya oleh prasmanan dengan dibuatkan festival kuliner tradisional setiap tahun, kami berusaha menganggkat kembali kearifan lokal leluhur Suku Serawai yang mulai hilang," kata Erwin.

Selain menggelar Festival Kuliner Tradisional 2023, Pemda Seluma menampilkan sejumlah masakan khas Suku Serawai seperti bebotok, gulai guwas, tradisi memaruk kelapa tradisional dengan kukuran, dan banyak lainnya.

"Festival kuliner tradisional ini cikal bakal Pemda Seluma memperkenalkan kearifan lokal Suku Serawai yang ke depan akan kita kolaborasikan untuk pengembangan wisata alam, budaya, dan sejarah yang ada di Seluma," demikian Erwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Regional
Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Regional
Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Regional
Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Regional
Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Regional
Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Regional
Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com