Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo
Wadan Kodiklatad

Wakil Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat

Sampah Kota sebagai Industri Tanpa TPA

Kompas.com - 02/03/2023, 16:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kedua, ciptakan teknologi terapan. Sebuah terobosan kita cobakan yang disebut teknologi sampah menjadi briket/pelet.

Semua sampah di atas, kecuali popok yang perlu penanganan khusus, bisa diolah menjadi briket. Mesinnya sudah disiapkan dan sudah diujicobakan.

Briket ini bisa menghasilkan energi panas yang jauh lebih tinggi dari batubara, dan terpenting sangat ramah lingkungan. Sesi uji mutu sudah membuktikan itu.

Ketiga, siapkan semua teknologi pendukung termasuk buangannya yang ramah lingkungan. Mengelola sampah seharusnya tidak menghasilkan sampah baru. Ini juga sudah disiapkan perangkat kerasnya.

Keempat, siapkan kelembagaan dan manajemen khusus yang profesional. Ini masalah klasik di negara ini, di mana sering terjadi saat produk sudah ada, ia terkendala pada pengelolaan. Kita siapkan itu dan bentuk lembaga khusus yang mengelola.

Jejaring TNI di semua wilayah akan dimanfaatkan dan ini terkait dengan fungsi binter di tengah masyarakat.

Kelima, selalu gunakan produk lokal dan percaya dengan kemampuan masyarakat. Partisipasi publik adalah kunci penting kesuksesan ini, karena itu masyarakat harus terlibat sedari awal, mulai dari perancangan hingga pelaksanaan. Adanya kelembagaan adalah jembatan untuk hal ini.

Kelima, percaya dan yakin bahwa sampah adalah sebuah industri yang punya nilai ekonomis. Ini terus digaungkan berbarengan dengan aksi nyata.

Tentu kita yakin ketika publik sudah paham dan yakin bahwa sampah punya nilai keuntungan secara ekonomi yang tinggi, maka partisipasi akan meningkat.

Keterlibatan masyarakat pada berbagai taraf jadi prioritas, karena itu kita akan lakukan langsung proses ini. Tahap awal setelah produk ada adalah perlindungan hak kekayaan intelektual.

Oleh karena itu, khusus di jajaran Kodam Siliwangi akan dilaksanakan gerakan membuat Hak Paten terhadap seluruh inovasi masyarakat. Ini adalah bentuk kehadiran negara di masyarakat, perlindungan nyata ke publik.

Unsur-unsur di atas, inovasi teknologi, partisipasi publik, pemanfaatan sumber daya lokal, ekonomi masyarakat, ramah lingkungan, kelembagaan yang profesional, serta perlindungan hak kekayaan intelektual, adalah bagian dari sebuah mata rantai ekosistem pertahanan bernegara.

Oleh sebab itulah, TNI merasa perlu masuk dan berkiprah ke wilayah ini.

Kita yakin bahwa dengan pengelolaan sampah yang baik, memadukan antara dukungan teknologi, keterlibatan negara, partisipasi publik, serta cara pandang sampah sebagai industri, akan bisa mewujudkan Sampah Kota tanpa TPA.

Semua potensi sampah akan tersedot ke produk ini. Apabila Jawa Barat saja sudah bisa menerapkan, tentu akan mudah untuk masuk daerah lain.

Ketahanan pangan dan pertahanan & keamanan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup dan keamanan negara.

Dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber daya dan bahan bakar alternatif ramah lingkungan, kami berharap dapat memperkuat ketahanan pangan serta pertahanan & keamanan negara.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com