Selanjutnya indikator ketiga yakni, smart governance. Pemkot Tarakan senantiasa menjalankan pemerintahan secara transparan dan akuntabel.
Lalu, smart living yakni menjadian Tarakan sebagai kota yang nyaman ditinggali untuk semua golongan. Ini dilakukan dengan menjamin terciptanya kerukunan, keamanan, dan publik terlayani kebutuhan dasarnya.
“Sementara itu, smart mobility diimplementasikan dengan kemudahan akses untuk masyarakat. Masyarakat Kota Tarakan dapat menggunakan berbagai transportasi untuk bepergian dengan mudah, baik di dalam kota, antarprovinsi, maupun antar kabupaten/kota,” katanya.
Khairul tak memungkiri, kemajuan sebuah kota tak bisa lepas dari pertumbuhan ekonomi dan investasi. Ia pun menjamin bahwa izin investasi di Kota Tarakan mudah selama para investor memenuhi segala regulasi yang ada.
“Alhamdulilah, Tarakan mencatatkan rekor investasi sebesar Rp 5 triliun pada 2022. Ini merupakan jumlah investasi tertinggi di Kaltara pada 2022 sekaligus menjadi rekor tertinggi invesasi Tarakan sepanjang sejarah. Sebelumnya, jumlah investasi di Tarakan hanya ratusan miliar,” ujar Khairul.
Selain itu, orang nomor satu di Tarakan itu mengatakan bahwa sejak 2019, pihaknya telah mengembangkan kawasan sesuai potensi. Mulai dari kawasan permukiman warga, industri, bisnis, hingga pariwisata. Dengan demikian, masing-masing kawasan dapat beroperasi secara optimal tanpa mengganggu kawasan lain.
Sebagai contoh, Pemkot Tarakan telah menyiapkan Kawasan Minapolitan sebagai pusat industri perikanan dan kelautan. Nilai ekspor sektor perikanan dan kelautan merupakan yang terbesar di Kota Tarakan.
Produk perikanan dan kelautan yang diekspor eperti udang windu, kepiting, serta rumput laut. Menurutnya, salah satu kelebihan udang windu tarakan diternakan dengan pakan alami.
Baca juga: Kubedistik Binaan PEP Tarakan Dorong Difabel Mandiri di Bisnis Batik Ramah Lingkungan
Khairul menilai, sektor perikanan dan kelautan masih potensial untuk dikembangkan dalam beberapa tahun mendatang. Oleh karena itu, pihaknya gencar mengedukasi masyarakat di pesisir untuk memperbaiki kualitas produk ekspor. Salah satunya dengan melakukan pelatihan pengembangbiakan udang windu dan rumput laut berbasis ilmiah.
“Kami ingin para petani rumput laut dapat menghasilkan produk dengan metode ilmiah supaya produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan produktif. Dengan kualitas yang baik dan produksi lebih banyak, para petani rumput laut dapat mendapatkan penghasilan lebih besar,” tuturnya.
Meski memiliki potensi besar, Khairul menyayangkan bahwa proses ekspor produk kelautan dari Tarakan tidak bisa dilakukan secara langsung. Melainkan, harus dilakukan di Pelabuhan Surabaya.
Akibatnya, biaya ekspor yang dikeluarkan pengusaha menjadi lebih besar. Padahal, Tarakan berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang terbuka bagi perlintasan perdagangan internasional dan kapal asing. Lokasi ini membuat Tarakan lebih dekat dengan negara tujuan ekspor, seperti Cina serta Jepang.
“Kami sedang mengupayakan supaya hasil ekspor kami bisa langsung dikirim dari Tarakan. Karena dengan biaya ekspor lebih murah, harga produk juga dapat ditekan. Ini membuat produk ekspor asal Tarakan yang sudah terkenal kualitasnya dapat dijual dengan harga bersaing,” kata Khairul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.