Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burung Gelatik Jawa yang Terancam Punah Terlihat di Sejumlah Tempat di Kota Gorontalo

Kompas.com - 29/09/2022, 12:45 WIB
Rosyid A Azhar ,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Persebaran burung gelatik jawa atau Java Sparrow (Lonchura oryzivora) di Kota Gorontalo mulai meluas, sebelumnya burung ini diketahui berkoloni di 2 pohon besar di kantor pos dan di ruang terbuka hijau (RTH) taman kota.

Tempat lain yang juga masih dihuni burung ini adalah pohon besar di depan kantor Bank Sulutgo, burung ini bersarang di beberapa pohon, aktivitasnya juga terlihat sepanjang hari.

Tempat lain yang juga terpantau ada burung ini adalah kompleks Kelenteng Tulus Harapan Kita (Thian Huo Kiong), sejumlah hewan ini terlihat turun di tepi jalan saat pagi.

Baca juga: Penyelundupan 2.300 Ekor Burung Ciblek dan Gelatik Batu dari Medan ke Yogyakarta Digagalkan

Burung ini juga terlihat di area Masjid Raya Baiturrahim dan kampus induk Universitas Negeri Gorontalo. Burung ini mudah dilihat karena warna bulu dan paruhnya yang menyolok.

Bulu kepala burung gelatik Jawa berwarna hitam, kedua pipi putih dan paruh kemerahan yang terlihat besar dan kuat.

Pada burung dewasa berbulu abu-abu, bagian perut merah kecoklatan, yang menyolok juga bagian kaki yang yang berwarna merah muda dan seakan memiliki kacama mata berwarna karena ada lingkaran merah di sekitar mata. Ciri fisik ini melekat pada jantan dan juga betina.

“Di kampus UNG saya juga lihat sejumlah gelatik jawa yang asyik bertengger di ranting pohon, cantik-cantik,” kata Ismiyati Uno, pegiat lingkungan di kota Gorontalo.

Ismiyati Uno menceritakan tingkah pola burung ini sangat menawan, apalagi seekor induk tengah menyuap beberapa anakan. Sepertinya sang induk kewalahan untuk memasukkan makanan ke sejumnlah mulut anak-anak burung yang berebut makanan.

Burung gelatik jawa bukan burung asli di Sulawesi, diduga burung ini ada yang membawa ke Gorontalo lalu melepas atau terlepas di alam, sehingga burung ini berkembang biak dan menghuni sejumlah pohon-pohon besar.

Baca juga: Di RTH Ini Ditemukan Koloni Burung Gelatik Jawa Terbesar di Luar Jawa

Di RTH taman kota, gelatik jawa menghuni lubang-lubang pohon tua, saat pagi terlihat ramai hinggap di ranting atau tanaman yang menempel di pohon ini. Sejumlah individu juga terlihat turun di tanah yang ditumbuhi rerumputan, mencari makan.

Meskipun mudah dijumpai di sudut Kota Gorontalo, status gelatik jawa justru terancam (Endangered, EN), burung ini menghadapi risiko kepunahan di alam liar dalam waktu dekat.

Warna lembut yang menyolok membuat burung ini disukai orang, bahkan banyak yang memeliharanya.

“Kota Gorontalo beruntung memiliki burung ini di ruang terbuka hijau, semoga bisa lestari,” ujar Hanom Bashari dari Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (Biota).

Baca juga: Imbas Harga BBM Naik, Perajin Sangkar Burung di Cianjur Kelabakan Biaya Produksi hingga Pangkas Pekerja

Hanom Bashari menilai keberadaan burung gelatik jawa yang menghuni sejumlah ruang terbuka hijau atau taman karena masih ada ruang yang menyediakan pakan alaminya, di RTH taman kota yang berdampingan dengan stadion Merdeka dan Gelanggang Olah Raga Nani Wartabone masih menyediakan taman yang ditumbuhi rumput liar dan tanaman lainnya, di sinilah burung-burung ini mencari makan.

Burung gelatik jawa sangat eksotik untuk dilihat di RTH taman kota, mereka hidup berkelompok kecil di lubang pohon-pohon besar yang telah berumur puluhan tahun.

Warna lembut yang menyolok sangat kontras dengan warna kulit pohon sehingga banyak pengamat burung atau wisatawan yang menikmati keindahan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Regional
Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Regional
Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Regional
Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Regional
Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Regional
Aduan Tarif Parkir 'Ngepruk' di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Aduan Tarif Parkir "Ngepruk" di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Regional
Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Regional
Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Regional
5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Regional
Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Regional
Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Regional
Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Regional
Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Regional
2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

Regional
Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com