BIMA, KOMPAS.com - Rumah terduga pelaku pembunuhan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dirusak oleh sejumlah warga dan keluarga korban.
Perusakan tersebut terjadi setelah korban dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis Puskesmas Monta, Senin (20/2/2023).
"Iya benar, rumah pelaku sudah dirusak oleh warga dan keluarga korban," kata Kapolsek Monta AKP Takim saat dikonfirmasi, Rabu (22/2/2023).
Baca juga: 3 Pelaku Penganiayaan Anggota Satpol PP di Bima Menyerahkan Diri Usai Kabur ke Hutan
Takim mengatakan, warga merusak rumah pelaku dengan cara membobol tembok di setiap ruangan.
Selain itu, berugak di halaman rumah tersebut juga dirobohkan dan dibakar warga yang geram mengetahui tindakan pelaku.
Hal tersebut membuat istri dan anak pelaku terpaksa mengungsi ke rumah keluarganya di wilayah setempat agar tidak menjadi sasaran kemarahan warga.
Baca juga: Anggota Satpol PP di Bima Tewas Dianiaya di Depan Istrinya, Pelaku Diduga Satu Keluarga
"Rumah tidak sampai dibakar, cuma dibobol temboknya saja. Cuma sekarang tidak bisa ditempati karena rusak parah," ujarnya.
Menurut dia, tiga orang terduga pelaku pembunuhan yakni IB, SU dan MA merupakan satu anggota keluarga. Mereka adalah bapak dan dua anaknya.
Para pelaku saat ini sudah diamankan di Mapolres Bima untuk proses hukum lebih lanjut.
"Mereka sudah diamankan dan masih proses pemeriksaan. Belum ada yang ditetapkan tersangka," jelasnya.
Sebelumnya, anggota Satpol PP bernama Jakaria (55) dianiaya hingga tewas oleh pria berinisial IB bersama dua orang anaknya, yakni SU dan MA.
Penganiayaan itu terjadi di area perkebunan warga So Woko, Desa Tolouwi, pada Senin (20/2/2023) sekitar pukul 12.00 Wita.
Baca juga: Warga 2 Kelurahan di Bima Bentrok, 1 Polisi Terluka, Rumah Warga Rusak
Korban dianiaya secara bergiliran menggunakan senjata tajam di depan istrinya.
"Keterangan istri korban insiden itu berkaitan dengan masalah tanah dan pohon mangga di So Woko," kata Takim saat dikonfirmasi, Senin.
Takim menjelaskan, kejadian itu bermula saat korban dan istrinya pergi ke kebun yang berada di So Woko.
Pada area perkebunan tersebut terdapat sebuah pohon mangga yang ditebang oleh Jakaria.
Keberatan atas tindakan Jakaria, IB bersama dua orang anaknya yakni SU dan MA kemudian datang menemui korban.
Mereka mengamuk dan tanpa pikir panjang langsung menganiaya korban secara bergiliran.
"Istrinya yang melihat kejadian itu kemudian lari ketakutan dan meminta bantuan warga," kata Takim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.