Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Simpang Beutong Laweung-Padang Tiji Aceh Masih Ambles, Macet Mengular 2 Km

Kompas.com - 01/02/2023, 14:03 WIB
Daspriani Y Zamzami,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Kondisi jalan ambles di kawasan Lintas Simpang Beutong Laweung-Padang Tiji Km 80-81 Aceh semakin melebar.

Hal ini diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur kawasan tersebut.

Alhasil antrean kendaraan menuju Pidie dan sebaliknya dari Pidie menuju Banda Aceh terhambat dan mengalami kemacetan panjang.

Baca juga: Banjir Rendam Pidie Aceh, Curah Hujan Tinggi Diperparah Drainase Buruk

Naedi (40) seorang sopir angkutan penumpang minibus L-300 jalur Banda Aceh-Aceh Utara, mengatakan, sudah melakukan perjalanan sejak Selasa (31/1/2023) sekitar 12.00 WIB tapi  hingg 18.00 WIB masih terhenti di kawasan turunan Gunung Seulawah. 

Dia terjebak kemacetan akibat jalan yang ambles.

Dalam keadaan normal, perjalanan dari Banda Aceh ke Pidie hanya butuh waktu dua jam dan lima lima jika melanjutkan perjalanan hingga Aceh Utara.

“Sudah dari siang, di sini, terus hujan lebat juga, kami belum bisa jalan. Macetnya kira-kira ada 2 kilometer,” ujar Naedi, kepada Kompas.com.

Sementara itu Rusta (46) warga Panton Labu, mengaku membatalkan perjalanan balik ke kampung, karena tidak adanya angkutan umum, karena terhambatnya jalur lintas Laweung-Padang Tiji.

“Rencanannya saya dan anak saya mau balik pulang kampung, karena urusan di Banda Aceh sudah selesai, tapi keberangkatan terpaksa dibatalkan dan harus melihat situasi besok pagi, apakah ada angkutan atau tidak, karena jalan rusak dan macet di Laweung,” jelas Rustam, Rabu (1/2/2023).

Baca juga: Kisah Pilu Bocah Asal Pidie Jaya Aceh Bawa Ayahnya Berobat Pakai Becak Motor, Tempuh Jarak 160 Kilometer

Hal yang sama juga dialami Cut Noval, warga Aceh Besar yang melakukan perjalanan darat ke Medan-Sumatera Utara.

Bus yang ditumpanginya terpaksa balik arah ke Banda Acerh karena macet semakin panjang di jalur Pegunungan Seulawah hingga ke Simpang Beuong Laweung.

“Busnya terpaksa balik ke Banda Aceh, dan kini para penumpang direncakan dialihkan ke minibus dan akan menempuh jalur alternatif melalui jalur Kreung Raya-Laweung,” ujar Cut Noval.

Namun, Cut Noval memutuskan untuk menggunakan pesawat udara ke Medan, meski ongkosnya mahal untuk saat ini.

 

Kemacetan diperparah lagi akibat adanya truk pengangkut crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah yang terperosok saat melintasi jalan lintas Banda Aceh-Medan tepatnya di jalan ambles Kilometer (Km) 81 Gampong Simpang Beutong, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie.

Kejadian itu sempat membuat lalu lintas macet total.

Personel Sat Lantas dibantu pihak terkait sedang berusaha mengevakuasi mobil CPO tersebut.

Di samping itu, kondisi jalan Km 81 juga sedang masa penimbunan dari ambles karena longsor sejak sepekan lalu.

Baca juga: Jalan Nasional Amblas 70 Meter di Aceh Utara

Sementara di Simpang Laweung, personel Sat Lantas Polres Pidie mengarahkan kendaraan untuk melewati jalur pesisir Laweung- Krueng Raya guna mengurangi kemacetan.

Jalur Laweung-Padang Tiji merupakan jalur utama lintas Banda Aceh-Medan.  Sejak Kamis (26/01/2023) jalur Lintas Banda Aceh-Medan di kawasan Laweung-Padang Tiji ini ambles.

Kondisi ini membuat jalur lalu lintas macet, karena kendaraan hanya bisa melintas satu jalur.

Hujan lebat dalam beberapa hari terakhir diduga menjadi penyebab amblesnya tanah di jalan lintas kilometer 80-81.

Berdasarkan hasil peninjauan, penyelidikan dan pengamatan, serta analisis geologi, di lintasan badan jalan nasional Km 80-81 itu, ada enam lokasi titik longsor.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh Mahdinur menjelaskan, ada beberapa faktor secara geologi yang menyebabkan terjadinya longsoran atau pergerakan tanah di sekitar Km 80 Jalan Banda Aceh-Medan.

Baca juga: 2 Petani di Aceh Selatan Diterkam Harimau, Korban Terluka Serius di Kepala

Salah satunya karena jenis batuan pada lokasi berupa satuan tuf yang berumur kuarter dari formasi Gunung Api Lamteuba.

“Satuan tuf mengandung lempung yang mudah menyerap air. Lempung akan mengalami pengembangan (swelling) saat menyerap air sehingga membuat ikatan antar butir menjadi tidak stabil,” jelas Mahdinur.

Batuan ini juga bersifat lepas dan belum terkompaksi, sebut Mahdinur, sehingga rentan terhadap longsor.

Selain itu curah hujan yang tinggi menyebabkan material menjadi lebih berat yang meningkatkan beban sehingga terjadi gerakan tanah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com