MALINAU, KOMPAS.com – Pria lanjut usia/Lansia, bernama Bosiu (76), selalu menjadi prioritas para relawan Taruna Siaga Bencana (TAGANA), ketika banjir melanda Malinau, Kalimantan Utara, saban tahunnya.
Koordinator TAGANA Malinau, Ferdian mengatakan, Kakek Bosiu mengalami stroke sejak 2019, setelah ditinggal istri tercintanya menghadap Sang Pencipta.
Sejak itu, laki-laki asal Desa Paking Kecamatan Mentarang ini hanya mau tidur di bagian dapur.
Baca juga: Banjir Rendam Pidie Aceh, Curah Hujan Tinggi Diperparah Drainase Buruk
"Dapurnya itu lebih rendah dari rumah, dan beliau tidak pernah mau dipindahkan dari dapur itu. Mungkin ada kenangan tersendiri atau seperti apa, kita tidak tahu," ujarnya, Selasa (31/1/2023).
Di usia senjanya, Bosiu hanya mampu bergerak sekadarnya. Ia mengalami kelumpuhan di tubuh bagian kiri.
Untuk buang air, ia akan merambat dengan berpegangan dinding kayu, bergeser ke bagian papan berlubang tak jauh dari tempatnya berbaring.
Kebetulan, dapur di mana ia selama ini tidur, sangat dekat dengan aliran sungai. Posisi itu pulalah yang justru mengkhawatirkan ketika banjir tiba-tiba datang.
"Relawan TAGANA sudah hapal karakter sungai Sesayap dan Semamu. Jadi ketika air meluber dan mulai banjir, kita akan menyisir bantaran sungai, dan pasti memprioritaskan Kakek Bosiu, karena kita sudah sangat paham bagaimana beliau," imbuh Ferdian.
Ferdian mengatakan, sebagai relawan bencana, warga Malinau sudah sangat hapal dengan keberadaan mereka.
Baca juga: Drainase Buruk, 11 Kecamatan di Pidie Aceh Terendam Banjir
Masyarakat juga sangat senang dengan bantuan yang selalu datang ketika dibutuhkan tersebut.
"Termasuk Kakek Bosiu juga hapal dengan kami. Hanya saja, beliau tidak mampu bicara dengan kondisi penyakitnya. Tapi beliau pasti pasrah ketika kita angkat dan evakuasi ke lokasi aman, sebelum air kembali surut," kata Ferdian lagi.
Sebenarnya, TAGANA sudah beberapa kali mencoba merayu si kakek agar mau berpindah tempat tidur, bukan di dapur yang memiliki risiko lebih tinggi jika banjir datang.
Meski tinggal dengan anak, menantu dan cucunya, si kakek akan sendirian ketika semua pergi ke kebun.
Walau semua bujuk rayu telah dikeluarkan agar ia mau pindah tempat tidur, si kakek bergeming. Ia tetap bersikeras tidak mau pindah dan selalu meminta dikembalikan ke dapur.
"Orang punya kenangannya sendiri apalagi dengan usianya yang sudah sepuh. Kita kembalikan ke dapur, dan kita beri bantuan kasur dan matras agar beliau merasa lebih nyaman," lanjutnya.
Baca juga: Akses Jalan Masih Terendam Banjir, Warga di Luwu Utara Harus Naik Perahu untuk Ambil Bantuan