Salin Artikel

Tinggal di Bantaran Sungai dan Alami Stroke, Seorang Lansia di Malinau Jadi Langganan Korban Evakuasi Saat Banjir

Koordinator TAGANA Malinau, Ferdian mengatakan, Kakek Bosiu mengalami stroke sejak 2019, setelah ditinggal istri tercintanya menghadap Sang Pencipta.

Sejak itu, laki-laki asal Desa Paking Kecamatan Mentarang ini hanya mau tidur di bagian dapur.

"Dapurnya itu lebih rendah dari rumah, dan beliau tidak pernah mau dipindahkan dari dapur itu. Mungkin ada kenangan tersendiri atau seperti apa, kita tidak tahu," ujarnya, Selasa (31/1/2023).

Di usia senjanya, Bosiu hanya mampu bergerak sekadarnya. Ia mengalami kelumpuhan di tubuh bagian kiri.

Untuk buang air, ia akan merambat dengan berpegangan dinding kayu, bergeser ke bagian papan berlubang tak jauh dari tempatnya berbaring.

Kebetulan, dapur di mana ia selama ini tidur, sangat dekat dengan aliran sungai. Posisi itu pulalah yang justru mengkhawatirkan ketika banjir tiba-tiba datang.

"Relawan TAGANA sudah hapal karakter sungai Sesayap dan Semamu. Jadi ketika air meluber dan mulai banjir, kita akan menyisir bantaran sungai, dan pasti memprioritaskan Kakek Bosiu, karena kita sudah sangat paham bagaimana beliau," imbuh Ferdian.

Ferdian mengatakan, sebagai relawan bencana, warga Malinau sudah sangat hapal dengan keberadaan mereka.

Masyarakat juga sangat senang dengan bantuan yang selalu datang ketika dibutuhkan tersebut.

"Termasuk Kakek Bosiu juga hapal dengan kami. Hanya saja, beliau tidak mampu bicara dengan kondisi penyakitnya. Tapi beliau pasti pasrah ketika kita angkat dan evakuasi ke lokasi aman, sebelum air kembali surut," kata Ferdian lagi.

Sebenarnya, TAGANA sudah beberapa kali mencoba merayu si kakek agar mau berpindah tempat tidur, bukan di dapur yang memiliki risiko lebih tinggi jika banjir datang.

Meski tinggal dengan anak, menantu dan cucunya, si kakek akan sendirian ketika semua pergi ke kebun.

Walau semua bujuk rayu telah dikeluarkan agar ia mau pindah tempat tidur, si kakek bergeming. Ia tetap bersikeras tidak mau pindah dan selalu meminta dikembalikan ke dapur.

"Orang punya kenangannya sendiri apalagi dengan usianya yang sudah sepuh. Kita kembalikan ke dapur, dan kita beri bantuan kasur dan matras agar beliau merasa lebih nyaman," lanjutnya.

Sejauh ini, TAGANA Malinau belum memiliki kendala berarti dalam membantu para petugas kebencanaan melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan.

TAGANA juga sudah dibekali dengan perahu untuk mendukung operasional mereka dari Kementrian Sosial, dan berharap bisa berbuat lebih banyak untuk masyarakat Malinau yang menjadi korban banjir rutin tahunan.

Sebagaimana dirilis Kepala BPBD Malinau Iwan Darma Yuwana, banjir kembali merendam 5 Kecamatan di Kabupaten Malinau, sejak 30 Januari 2023 dini hari.

Masing-masing, Kecamatan Malinau Kota, Kecamatan Malinau Utara, Kecamatan Malinau Barat, Kecamatan Mentarang dan Kecamatan Mentarang Hulu.

Banjir merendam lima wilayah tersebut dengan ketinggian sekitar 50 cm sampai lutut orang dewasa.

"Sungai di Malinau itu cepat banjir dan cepat surut. Kemarin sempat merendam banyak lokasi dengan ketinggian air bervariasi, tapi saat ini, banjir sudah surut," kata Iwan.

"BPBD Malinau masih melakukan pemetaan dan masih mendata imbas banjir terhadap sejumlah infrastruktur yang ada," sambungnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/31/181024778/tinggal-di-bantaran-sungai-dan-alami-stroke-seorang-lansia-di-malinau-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke