Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Anggota Keluar dari Jamaah Islamiyah, Nyatakan Ikrar Setia kepada NKRI

Kompas.com - 30/01/2023, 20:53 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Sebanyak 30 anggota Jamaah Islamiyah (JI) di Maluku resmi menyatakan diri keluar dari organisasi tersebut. Mereka berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila.

Sikap itu ditandai dengan penandatanganan kesetiaan dalam acara pelepasan baiat dan ikrar setia kepada NKRI di salah satu hotel di Kota Ambon, Senin (30/1/2023) sore.

Baca juga: Polri: 11 Terduga Teroris Ditangkap di Sumut, Diduga Jaringan Jamaah Islamiyah

Puluhan anggota JI itu juga berikrar mendukung NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Para eks anggota JI itu mengenakan pakaian serba putih dan kopiah hitam yang bersematkan lambang garuda. Mereka juga menyelipkan bendera merah putih di leher.

Pembacaan ikrar itu disaksikan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri Irjen Pol Marthinus Hukom, Ketua MUI Maluku, Pj Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena, dan para pejabat Polda Maluku serta TNI.

“Saya selaku Anggota JI dan simpatisan melepas diri dari baiat kepada pimpinan Jamaah Islamiyah karena bertolak belakang dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata puluhan anggota JI tersebut.

Mereka juga berikrar meninggalkan dan menjauhi segala bentuk paham atau tindakan yang bisa memecah belah NKRI.

“Mengikuti semua peraturan perundang-undnagan yang berlaku di NKRI,” kata para anggota JI.

Adapun dari 30 orang yang menyatakan keluar dari organisasi teroris tersebut, 10 di antaranya merupakan mantan narapidana teroris pada 2005.

Kadensus Anti Teror Irjen Pol Marthinus Hukom menyampaikan, ikrar yang dilakukan puluhan anggota JI untuk keluar dari organisasi tersebut merupakan komitmen dan bentuk kecintaan terhadap negara.

“Hari ini kita hadir untuk melihat mereka bersama-sama berkomitmen. Semoga komitmen mereka ini menjadi pandangan baru bagi mereka. Kita juga harus membimbing mereka,”  kata Marthinus dalam kegiatan tersebut.

Marthinus mengaku pendampingan kepada mantan puluhan anggota JI yang telah insaf tersebut sangat penting.

Terutama dari pemangku kepentingan seperti pemerintah, aparat keamanan, dan tokoh agama yang memiliki otoritas, untuk tetap melakukan pendekatan bersifat komprehensif.

“Peran dan otoritas ini perlu kita sinergikan untuk melihat mereka ini ke depan. Saya yakin kami tidak sendiri. Komitmen kita sebagai stakeholder berkepentingan guna melihat saudara-saudara kita ini untuk hadirkan kembali negara di tengah mereka di saat mereka saat ini mengalami krisis kepercayaan kepada negara,” harapnya.

“Mudah-mudahan hari ini menjadi momentum bersejarah khususnya bagi saudara-saudara kita ini. Saya yakin mereka bisa karena bersama-sama dengan kita semua,” sambungnya.

Ia juga berpesan agar semua pihak tak lagi menganggap puluhan orang itu sebagai teroris. Pemerintah daerah juga diminta mengundang puluhan orang itu saat upacara kemerdekaan.

“Kalau ada upacara HUT kemerdekaan dan acara kenegaraan lain tolong mereka diundang untuk hadir agar ada rasa kecintaan dan pengakuan terhadap mereka sebagai manusia dan warga negara Indonesia,” katanya.

Baca juga: Sopir Angkot Keluhkan Transportasi Online, Pj Wali Kota Ambon Koordinasi dengan Pemprov Maluku

Salah satu mantan narapidana teroris yang berikrar setia kepada NKRI, Talib Patty mengaku telah menjadi pribadi yang lebih baik dan mencintai NKRI.

“Saya sangat menyesal dulu ikut-ikutan dengan hal-hal yang radikal, saat ini saya beryukur karena saya masih diberikan kesempatan untuk mencintai bangsa dan negara ini. Mulai saat ini saya akan mengabdikan diri untuk bangsa dan negara tercinta,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Regional
Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Regional
Usai Kecelakaan Maut Subang, Tim Gabungan Cek Kelayakan Bus Pariwisata di Banyumas

Usai Kecelakaan Maut Subang, Tim Gabungan Cek Kelayakan Bus Pariwisata di Banyumas

Regional
Soal 'Study Tour', Gibran: Jangan Dihilangkan

Soal "Study Tour", Gibran: Jangan Dihilangkan

Regional
Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta, Gibran Bakal Salurankan Bantuan Meski Tak ber-KTP Solo

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta, Gibran Bakal Salurankan Bantuan Meski Tak ber-KTP Solo

Regional
Usai dari Lebak, 1.500 Warga Baduy Lanjutkan Perjalanan  Bertemu Pj Gubernur Banten

Usai dari Lebak, 1.500 Warga Baduy Lanjutkan Perjalanan Bertemu Pj Gubernur Banten

Regional
Kasus Penyerangan di Montong Lombok Barat, 2 Orang Ditetapkan Tersangka

Kasus Penyerangan di Montong Lombok Barat, 2 Orang Ditetapkan Tersangka

Regional
Siswi SMA Diperkosa Ayah Tiri dan Kakek, Pelaku Ancam Bunuh Ibu Korban

Siswi SMA Diperkosa Ayah Tiri dan Kakek, Pelaku Ancam Bunuh Ibu Korban

Regional
Isi Ratusan Liter BBM Subsidi di Kapal, 2 Warga Labuan Bajo Ditangkap

Isi Ratusan Liter BBM Subsidi di Kapal, 2 Warga Labuan Bajo Ditangkap

Regional
Sakit, 7 Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Ditunda Berangkat ke Tanah Suci

Sakit, 7 Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Ditunda Berangkat ke Tanah Suci

Regional
Tabungan Rp 5 Juta Terbakar, Penjual Angkringan di Solo: Padahal buat Mengembangkan Usaha

Tabungan Rp 5 Juta Terbakar, Penjual Angkringan di Solo: Padahal buat Mengembangkan Usaha

Regional
2 Penambang Timah Rakyat Ilegal di Babel Tertimbun Lumpur, 1 Tewas Tenggelam

2 Penambang Timah Rakyat Ilegal di Babel Tertimbun Lumpur, 1 Tewas Tenggelam

Regional
Kasus Oknum Polisi Diduga Aniaya Warga Aceh Utara hingga Tewas Berakhir Damai

Kasus Oknum Polisi Diduga Aniaya Warga Aceh Utara hingga Tewas Berakhir Damai

Regional
Tak Gubris Ajakan Salaman, Pelajar di Semarang Disetrika Kakak Kelasnya

Tak Gubris Ajakan Salaman, Pelajar di Semarang Disetrika Kakak Kelasnya

Regional
Terdampak Banjir, Aliran Listrik ke 1.890 Pelanggan PLN Padam

Terdampak Banjir, Aliran Listrik ke 1.890 Pelanggan PLN Padam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com