BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Sudah menjadi rahasia umum adanya peredaran narkotika di Gunung Bugis, Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Wilayah Gunung Bugis bahkan sempat mendapat julukan sebagai kampung narkoba lantaran kerap didapati transaksi narkotika di situ.
Bahkan aparat kepolisian sudah berkali-kali melakukan pengungkapan tindak penyalahgunaan narkotika di kawasan tersebut. Terakhir pada tahun 2020 silam, Gunung Bugis pernah diobrak-abrik polisi saat masa kepemimpinan Kapolresta Balikpapan, Kombes Pol Turmudi.
Meski begitu, hingga saat ini masih saja ditemukan tindak penyalahgunaan narkotika di kawasan Gunung Bugis. Bahkan terdapat sejumlah istilah atau isyarat dalam bertransaksi guna mengelabui aparat kepolisian.
Kasat Resnarkoba Polresta Balikpapan, Kompol Roganda mengatakan beberapa lokasi transaksi di Gunung Bugis kerap disebut sebagai loket. Dia mengatakan loket yang dimaksud adalah tempat bertransaksi layaknya konsumen datang membeli suatu barang.
“Ya betul. Di sana (Gunung Bugis) itu ada dikenal loket atas, loket bawah, dan loket tengah. Itu maksudnya tempat penjualan. Jadi seperti yang baru kita tangkap ini dia beli di loket atas,” katanya pada Rabu lalu (25/1/2023).
Loket atas yang dimaksud yakni tempat transaksi di sebuah pondok yang digunakan sebagai pos ronda atau tempat berkumpul warga. Di pondok ini lah kerap dijumpai pembeli sabu.
“Kalau loket atas itu transaksinya ada di pos ronda, disitu dijadikan tempat transaksi. Kalau loket tengah itu ada di seberang jalan loket atas dan bawah,” ujarnya.
Sementara itu untuk loket bawah, lokasinya berada di sekitaran Pelabuhan ITCHI dan Jembatan Batu Arang. Di lokasi ini juga pihak kepolisian juga sudah melakukan penangkapan beberapa kali.
“Loket bawah itu di sekitaran Pelabuhan ITCHI dan Jembatan Batu Arang,” tuturnya.
Baca juga: Selama Januari Ini, 14 Tersangka Pengedar dan 3 Pengguna Narkoba di Malang Ditangkap
Selain kode nama tempat transaksi, polisi juga mengungkap istilah untuk aparat yakni “Doyok” dan “Asman”.
Doyok diartikan sebagai pertanda adanya aparat kepolisian ataupun intelijen yang melintas atau berada di lokasi Gunung Bugis. Istilah ini digunakan untuk menghindari Razia petugas. Penerapannya yakni seseorang yang bertugas sebagai mata-mata di kawasan tersebut akan berteriak “Doyok” ke arah tempat transaksi.
Sebaliknya, istilah “Asman” ketika aparat kepolisian sudah pergi atau tidak terlihat lagi disekitaran tempat transaksi. Penggunaan kode “Asman” diteriakkan oleh orang yang sama ketika situasi aman terkendali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.