LEMBATA, KOMPAS.com - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Republik Indonesia menambah kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), tahun 2023.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Lembata, El Mandiri.
El menyebut, penambahan kuota ini khusus untuk tiga jenis BBM, yakni solar, pertalite, dan minyak tanah.
Baca juga: Kelangkaan BBM Tak Kunjung Tuntas, Pemkab Lembata Geram karena Distributor Tak Kooperatif
El merinci, tahun 2022, kuota solar untuk wilayah Lembata mencapai 2.326 kiloliter (kl), tahun ini naik menjadi 3.198 kiloliter. Begitu juga dengan pertalite, dari kuota 2.063 kiloliter pada 2022 naik menjadi 2.236 kiloliter.
"Minyak juga naik, tahun sebelum kuotanya 2.168 kiloliter, tahun ini naik menjadi 2.236 kiloliter," ujar El saat dihubungi, Rabu (25/1/2023).
Baca juga: Pemkab Lembata Terima Sejumlah Laporan soal Dugaan Mafia BBM
Ia mengatakan, distribusi BBM ke Kabupaten Lembata akan diawasi secara ketat. Apalagi, selama ini pihaknya menerima banyak laporan terkait adanya dugaan penimbunan BBM.
Hanya saja, kata El, yang jadi soal adalah kemampuan loading order atau pemuatan Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah itu.
"Stok BBM penuh, karena itu APMS dan SPBU wajib naikkan kemampuan loading order ke Pertamina Patra Niaga Maumere sehingga jatah stok harian dapat diangkut ke Lembata," katanya.
Kendati demikian, El optimistis distribusi BBM akan berjalan lancar dan aman. Pihaknya akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak, sehingga kebutuhan BBM di Lembata bisa terpenuhi.
Sebelumnya, sejumlah warga di Lembata mengeluh BBM langkah. Bahkan antrean panjang hampir ditemukan di setiap SPBU.