Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Dokter Spesialis di Perbatasan RI–Malaysia Dipecat, IDI Nunukan Angkat Suara

Kompas.com - 29/12/2022, 20:07 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com –Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Nunukan, Kalimantan Utara, dr Sholeh Sp. A, menyayangkan adanya pemecatan dua dokter spesialis yang bertugas di pedalaman RI – Malaysia oleh pemerintah daerah setempat.

‘’IDI tidak dilibatkan dalam proses pemecatan tersebut, sehingga kita tidak bisa memberi masukan dan saran terhadap regulasi pemecatan terhadap dua rekan kami yang dipecat,’’ujarnya, Kamis (29/12/2022).

Baca juga: Dua Dokter di Perbatasan RI-Malaysia Dipecat, Pemkab Nunukan Buka Lowongan Dokter Kontrak

Saat ini, kata Sholeh, negara dilanda krisis dokter spesialis.

Bahkan, Menteri Kesehatan RI Gunadi Sadikin mengagendakan program beasiswa untuk mencetak dokter spesialis.

Academic Health System (AHS) menjadi langkah transformasi kesehatan untuk memastikan lebih banyak dokter yang terfasilitasi mengenyam pendidikan dokter spesialis berbasis universitas dan berbasis rumah sakit, sekaligus secara perlahan menutup rasio kebutuhan dokter dan alokasi dokter spesialis yang belum merata.

‘’Sangat sulit mendapat dokter spesialis, sehingga seharusnya saat kita memiliki kualitas tersebut harus dijaga bagaimana baiknya. Sayangnya, pemecatan sudah terjadi dan IDI sama sekali tidak dilibatkan dalam proses tersebut,’’sesalnya.

Baca juga: Menkes Budi Sadikin: Layanan Kesehatan Belum Merata karena Dokter Spesialis Masih Minim

Namun demikian, sedikit dari informasi yang diterima IDI, para dokter yang dipecat sudah seharusnya mendapat haknya untuk berkembang dan memperbaiki kualitas diri dengan bersekolah.

Seperti dr T yang sudah mengabdi di pedalaman RI selama 10 tahun. Tentu sangat ingin mendapatkan akses pendidikan berkelanjutan demi karirnya. Sayangnya, akses tersebut tidak diperolehnya.

‘’Dengan kualifikasi tersebut, dokter T akhirnya nekat mengambil studi spesialis mikrobiologi dan lulus. Namun sayangnya malah dipecat. Kebijakan tersebut sungguh menjadi penyesalan dan hal yang sangat kami sayangkan,’’tambahnya.

Ia melanjutkan, keberadaan dokter dengan analisa mikrobiologi menjadi unsur penting dalam dunia medis.

Setiap jenis kuman harus dipetakan, karena penggunaan antibiotik yang bagus, harus ada kultur.

‘’Misalnya jenis kumannya A, maka ditembak antibiotiknya ini, atau jenis kumannya B, dosisnya segini dan seterusnya. Mikrobiologi itu spesifikasi yang sangat dibutuhkan. Apalagi di Kaltara belum ada. Spesialis gigi juga tak kalah penting, makanya sekali lagi, kami dari IDI, sangat menyesalkan pemecatan itu,’’tegasnya.

Alasan lain adalah Kabupaten Nunukan merupakan salah satu daerah penugasan yang tidak diminati.

Selain karena pedalaman terpencil, yang jauh dari wilayah lain, akses transportasi dan kesejahteraan juga kurang terjamin.

‘’Jadi meskipun Pemda sudah membuka peluang untuk dokter kontrak, itu tidak menyelesaikan masalah. Dokter kontrak yang datang hanya dokter umum, sementara keberadaan dokter spesialis adalah kebutuhan yang sangat berarti,’’tegasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Disdikbud Jateng Larang 'Study Tour' Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Disdikbud Jateng Larang "Study Tour" Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Regional
Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Regional
Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Regional
Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Regional
Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Regional
2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

Regional
Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Regional
Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Regional
Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Regional
Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Regional
Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Regional
Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Regional
Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Regional
Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Regional
Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com