Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2022 : Skenario Kopda Muslimin, Bayar 4 Eksekutor untuk Bunuh Istrinya Demi Perempuan Lain

Kompas.com - 23/12/2022, 18:47 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kasus Kopda Muslimin yang menjadi dalang penembakan Rina Wulandari yang merupakan istrinya sendiri itu masih menjadi sorotan publik.

Peristiwa penembakan itu terjadi di depan rumah korban tepatnya di Jalan Cemara 3, Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/7/2022).

Sampai saat ini ada empat terdakwa Sugiono alias Babi, Ponco Aji Nugroho, Supriyono alias Sirun, dan Agus Santoso alias Gondrong yang mengaku disuruh Kopda Muslimin.

Baca juga: Istri Kopda Muslimin Bongkar Penghasilan Suaminya, Sekali Transaksi Bisa Cuan Rp 30 Juta

Semua terdakwa didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap istri Kopda Muslimin beberapa waktu yang lalu.

Aksi percobaan berencana itu membuat Rina Wulandari terpaksa dirawat berminggu-minggu di RSUP Kariadi karena mengalami luka tembak.

Perjalanan Kopda Muslimin berakhir mengenaskan. Anggota TNI Angkatan Darat (AD) yang bertugas di Batalyon Pertahanan Udara (Yonarhanud) 15 Kodam IV/Diponegoro itu ditemukan tewas di rumah orang tuanya.

Sebelum tewas, Kopda Muslimin sempat meminta maaf kepada orang tuanya yang berada di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng) dalam kondisi muntah-muntah pada Kamis (28/7/2022).

Identitas pelaku terlacak

Polisi mengaku sudah mengantongi identitas para pelaku penembakan istri anggota TNI di Jalan Cemara, Perumahan Grand Cemara, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Hal itu terungkap setelah polisi mendalami rekaman closed-camera television (CCTV). Dugaan sementara, para pelaku merupakan orang bayaran dan tidak terlatih melakukan penembakan.

"Bukan orang yang terlatih. Jadi ini diduga kuat kelompok sipil bayaran," ujar Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Semarang Kombes Pol Irwan Anwa, Rabu (20/7/2022).

Baca juga: Kopda Muslimin Dipastikan Tewas karena Sianida

Selain itu, dari cara memegang pistol, eksekutor terlihat tidak melakukan kuda-kuda dengan baik saat menembak korban.

"Mungkin tembakannya meleset karena dia tersentak," ucapnya dalam jumpa pers di Markas Polrestabes Semarang.

Polisi juga menduga bahwa ada pelaku lain yang diajak berkoordinasi oleh para pelaku yang terekam CCTV.

Dalam rekaman CCTV itu, pelaku sempat berbicara dengan seseorang lewat ponselnya sebelum penembakan.

"Diduga eksekusi ada komando melalui telepon. Hal ini dilakukkan 3 menit sebelum korban berangkat menjemput sekolah," ungkapnya.

Irwan menegaskan, pihaknya telah mengirimkan tim untuk menangkap para pelaku dan meminta segera menyerahkan diri.

Irwan meyakini, para pelaku tersebut saat ini hanya bisa berembunyi dan penangkapan hanya menunggu waktu.

"Kami meminta pelaku, eksekutor dan orang yang bersangkutan untuk menyerahkan diri. Selama ini mereka sedang bersembunyi, hanya itu kesempatannya," ungkap dia.

Kopda M menghilang

Pasca istrinya ditembak orang tak dikenal, Anggota TNI Kopda M yang merupakan suami korban dikabarkan menghilang.

Kapendam IV/Diponegoro Letkol Inf Bambang Hermanto mengatakan, hingga saat ini Kopda M hilang atau belum terlihat melakukan aktivitas di kesatuannya.

"Sampai sekarang masih dilakukan pencarian," jelasnya di Mapolrestabes Semarang dikutip dari Kompas.com, Jumat (22/7/2022).

Baca juga: Kondisi Terkini Istri Kopda Muslimin, Sudah Bisa Berbicara dengan Baik

Saat kejadian penembakan di Jalan Cemara 3 Padangsari Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kopda M sempat terlihat pada Senin (18/7/2022).

"Dia juga sempat menemani istrinya saat dirawat di rumah sakit," kata dia.

Namun sehari setelah kejadian, Kopda M sudah tidak terlihat dan dinyatakan mangkir atau Tidak Hadir Tanpa Izin (THTI).

Komandan batalyon masih dalam proses mencari Kopda M, karena bisa jadi prajurit TNI tersebut akan ditindak secara militer karena mangkir.

"Semua berkas sudah dilimpahkan, pasti ada tindakan militer," ujarnya.

Hermanto menegaskan, THTI yang telah dilakukan oleh Kopda M pada masa damai sudah masuk kategori tindak pidana militer. Saat ini, komandan batalyon sudah melapor ke pimpinan.

"Di dalam militer ada penindakan secara bertahap," ujarnya

Cinta segitiga

Tim gabungan TNI dan Polri mengungkap keterlibatan Kopral Dua atau Kopda Muslimin dalam aksi penembakan istrinya sendiri yang bernama Rina wulandari.

Aksi penembakan tersebut terjadi pada Senin (18/7/2022) yang lalu di sebuah perumahan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengungkap, aksi penembakan tersebut disebabkan karena cinta segitiga Kopda Muslimin dengan perempuan lain.

"Motifnya karena Kopda Muslimin punya pacar lagi," kata Luthfi di Mapolda Jateng, Senin (25/7/2022).

Baca juga: Polisi Temukan Surat Wasiat di Saku Celana Kopda Muslimin, Ditujukan untuk Anaknya

Dia menyebut, sudah mengamankan delapan saksi, salah satunya adalah kekasih Kopda Muslimin yang baru berinisial W.

"Saksi berinisial W yang merupakan pacar Kopda Muslimin sudah bersaksi," kata dia.

Kopda Muslimin awalnya sudah mengajak W untuk lari tapi menolak. Akhirnya, kekasih Kopda Muslimin berinisial W itu diamankan polisi.

"Sudah diajak lari namu W itu tidak mau," kata dia.

Selain pengakuan dari kekasih Kopda Muslimin, para pelaku lapangan atau eksekutor yang berjumlah empat orang itu mengaku dapat arahan dari Kopda Muslimin.

"Mereka dapat arahan dari Kopda Muslimin untuk menembak istrinya yang kedua," kata dia.

Luthfi menyebut jika tembakan pertama tak tepat sasaran sehingga tembus. Untuk tembakan kedua berhasil bersarang di perut korban.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com